Kapal perang Jepang bergabung dalam latihan militer dengan India, Australia dan AS (Twitter.com/Japan Maritime Self-Defense Force)
Sebagai Menlu terlama, Fumio tentu memiliki pengalaman dalam bidang diplomasi dan kebijakan luar negeri.
Secara geopolitik, keberadaan Jepang di Asia Timur adalah salah satu kekuatan utama pendukung AS, selain Korea Selatan. Tentu saja Jepang akan berhadapan dengan 'lawan AS' seperti China, Korea Utara dan Rusia.
Tiga negara itu juga berbagi perbatasan laut dengan Jepang. Karena itu, ketegangan saat ini antara China, Taiwan, Korea Utara, Rusia dan AS, juga akan berdampak pada Jepang.
Menurut Daisuke Akimoto dari The Diplomat, Kishida bakal terus mempromosikan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang bebas dan terbuka. Itu adalah visi diplomatik yang diusulkan oleh Abe dan dilanjutkan oleh Suga.
Tapi, ketegangan dengan China akan jadi masalah diplomatik besar berikutnya, terkait tindakan negeri komunis terhadap Hong Kong dan Taiwan saat ini.
Di sisi lain, China adalah mitra dagang terbesar Jepang. Dengan demikian, Kishida akan berusaha meningkatkan relasi dengan AS dalam mendukung Taiwan, tapi tetap menjaga keseimbangan hubungan dengan Beijing.
Keunggulan Kishida yang tidak dimiliki Suga adalah kepakaran dalam urusan diplomasi dan urusan alkohol. Kisah ini pernah terjadi antara Kishida dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov.
Lavrov, yang pernah tidak mau berjabat tangan dengan Kishida ketika sama-sama berada di posisi Menlu, pernah duduk berdiplomasi sambil minum vodka dan sake.
Orang Rusia sudah terkenal sejak lama sebagai seorang peminum yang berat dan Kishida memiliki kemampuan serupa, untuk terus tidak mabuk dan tetap memperhatikan lawan bicara ketika bersama-sama minum alkohol.
Dalam urusan pertahanan nasional, ada kemungkinan Kishida akan mendukung pengembangan kapal selam bertenaga nuklir, serta mendukung pengembangan rudal jarak jauh, sebagai salah satu penangkal atas ancaman rudal Korea Utara.