Jakarta, IDN Times - Sri Lanka sedang dilanda krisis ekonomi terburuk yang pernah ada. Negara itu baru saja gagal membayar utang luar negerinya untuk pertama kali sejak kemerdekaannya dari Inggris pada 1948. Sebagi dampaknya, kelangkaan pangan dan bahan bakar tidak dapat terhindarkan.
Inflasi berada pada titik tertinggi sepanjang masa sebesar 17,5 persen. Akibatnya, harga satu kilogram beras melonjak hingga mencapai 500 rupee Sri Lanka (Rp22 ribu) di mana biasanya dihargai sekitar 80 rupee saja, dilansir The Conversation.
Kondisi ini tidak lepas dari peran pemerintah yang berkuasa saat ini. Di bawah kepemimpinan Gotabaya Rajapaksa, Sri Lanka harus merasakan pahitnya krisis tersebut.
Pada 1 April, Rajapaksa mengumumkan keadaan darurat. Dalam waktu kurang dari seminggu, dia kemudian menariknya akibat protes besar-besaran warga yang marah atas penanganan krisis oleh pemerintah.
Lantas, siapa sebenarnya Gotabaya Rajapaksa, dan bagaimana perannya hingga menjadi seorang presiden di Sri Lanka? Dilansir Britannica, berikut beberapa informasinya.