Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa (Twitter.com/TRTWorld)

Jakarta, IDN Times - Sri Lanka sedang dilanda krisis ekonomi terburuk yang pernah ada. Negara itu baru saja gagal membayar utang luar negerinya untuk pertama kali sejak kemerdekaannya dari Inggris pada 1948. Sebagi dampaknya, kelangkaan pangan dan bahan bakar tidak dapat terhindarkan.

Inflasi berada pada titik tertinggi sepanjang masa sebesar 17,5 persen. Akibatnya, harga satu kilogram beras melonjak hingga mencapai 500 rupee Sri Lanka (Rp22 ribu) di mana biasanya dihargai sekitar 80 rupee saja, dilansir The Conversation.

Kondisi ini tidak lepas dari peran pemerintah yang berkuasa saat ini. Di bawah kepemimpinan Gotabaya Rajapaksa, Sri Lanka harus merasakan pahitnya krisis tersebut.

Pada 1 April, Rajapaksa mengumumkan keadaan darurat. Dalam waktu kurang dari seminggu, dia kemudian menariknya akibat protes besar-besaran warga yang marah atas penanganan krisis oleh pemerintah.

Lantas, siapa sebenarnya Gotabaya Rajapaksa, dan bagaimana perannya hingga menjadi seorang presiden di Sri Lanka? Dilansir Britannica, berikut beberapa informasinya.

1. Pendidikan dan kehidupan awal

Gotabaya Rajapaksa (kanan) saat tiba di New York, Amerika Serikat, untuk menghadiri sidang umum PBB pada 19 September 2021. (Twitter/Gotabaya Rajapaksa)

Gotabaya Rajapaksa lahir pada 20 Juni 1949 di Palatuwa, distrik Matara, Sri Lanka, tulis Britannica. Dia merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara dalam keluarga Buddha Sinhala. Ayahnya yang bernama DA Rajapaksa adalah anggota parlemen Sri Lanka pada 1947 hingga 1965 mewakili Beliatta, kota yang terletak di Distrik Hambantota.

Dia menyelesaikan pendidikan menengahnya di Ananda College di kota Kolombo. Setelah menyelesaikan pendidikannya itu, Rajapaksa kemudian bergabung dengan militer Sri Lanka pada 1971.

Dia menjalani pelatihan dan kursus di India (Wellington), di Pakistan (Rawalpindi dan Quetta), dan di Amerika Serikat (Fort Benning dan Georgia). Tidak berhenti di situ, dia lalu memperoleh gelar master dalam studi pertahanan di Universitas Madras pada 1983.

2. Karier dalam militer dan terlibat dalam pertempuran langsung

Editorial Team

Tonton lebih seru di