Jakarta, IDN Times - Pemimpin utama Taliban, Hibatullah Akhundzada, akan menjadi pemimpin tertinggi Afghanistan. Tapi tidak seperti dugaan sebelumnya, dia tidak menjadi kepala pemerintahan dalam kabinet baru negara yang ditinggal pemimpin sebelumnya, Presiden Ashraf Ghani tersebut.
Dalam pengumuman Selasa (8/9/2021), Taliban menyebut posisi perdana menteri akan dijabat Mohammad Hasan Akhund. Sedangkan Akhundzada menjadi pemimpin tertinggi yang akan mengurus hukum agama. Tokoh misterius ini tetap mempertahankan peran yang sama seperti yang telah dia pegang di Taliban sejak 2016.
"Kami akan membangun kembali negara kami yang dilanda perang," kata Akhundzada dalam sebuah pernyataan tertulis yang dikeluarkan Taliban setelah penunjukan Selasa, dilansir Reuters. Itu adalah komentar pertamanya sejak kelompok itu merebut kembali Afghanistan.
Akhundzada mengatakan Taliban berkomitmen terhadap semua hukum internasional, serta perjanjian dan komitmen yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. Hal itu, menurutnya, akan menjadi dasar semua pemerintahan di Afghanistan ke depan.
Ada tiga nama kuat dalam kepemimpinan Taliban yang diprediksi akan menjadi pemimpin negeri yang kini dilanda krisis ekonomi hebat itu. Selain Akhundzada, ada Abdul Ghani Baradar, salah satu pendiri Taliban yang sudah kembali ke Afghanistan tak lama sejak kelompok itu berhasil menguasai Kabul. Ada pula Mohammad Yaqoob, anak mendiang Mohammad Omar, pendiri sekaligus pemimpin Taliban.
Meskipun begitu, Akhundzada dikabarkan tidak akan memegang jabatan presiden dan perdana menteri karena Taliban mengikuti sistem pemerintahan di Iran. Akhundzada diprediksi akan menjadi Pemimpin Tertinggi Afghanistan membawahi presiden atau perdana menteri.