Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bangunan kastil di Liechtenstein (Unsplash.com/Henrique Ferreira)

Jakarta, IDN Times - Liechtenstein adalah salah satu negara di Eropa Tengah. Kamu mungkin jarang mendengar nama negara ini disebut. Tapi penting untuk diketahui bahwa Liechtenstein adalah salah satu negara tajir-melintir di dunia.

Luas wilayah Liechtenstein tidak seberapa, hanya sekitar 160 kilometer persegi. Jika dibandingkan dengan luas kota Bandung, Liechtenstein lebih kecil. Kota Bandung memiliki luas sekitar 167,3 kilometer persegi.

Liechtenstein pernah bergabung dengan Federasi Jerman. Wilayah kecil yang terletak di dekat pegunungan Alpen tersebut juga pernah berada di bawah monarki Hapsburg di Austria dan urusan luar negerinya diwakilkan oleh Swiss.

Tapi setelah memperoleh kemerdekaan, Liechtenstein menjadi salah satu negara maju yang mengandalkan sektor jasa sebagai pendapatan utama. Berikut ini fakta-fakta seputar Liechtenstein, negara kecil yang tajir.

1. Model pemerintahan Liechtenstein

bendera Liechtenstein (Pixabay.com/Jorono)

Dengan luas wilayah hanya 160 kilometer persegi, Liechtenstein adalah negara terkecil ke-4 di Eropa. Letaknya berada di sepanjang sungai Rhine di Eropa Tengah. Liechtenstein adalah negara yang terkunci daratan atau tidak memiliki wilayah laut.

Sebelah barat dan selatan Liechtenstein berbatasan dengan Swiss, sedangkan sebelah timur dan utara berbatasan dengan Austria. Jumlah total penduduk Liechtenstein sekitar 38 ribu orang.

Negara kecil yang terkunci daratan ini memiliki model pemerintahan monarki semi-konstitusional. Jadi secara resmi Liechtenstein bisa disebut sebagai kerajaan.

Kekuasaan Liechtenstein dibagi berbagai cabang pemerintah yakni monarki, eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dilansir Encyclopedia, Raja berfungsi sebagai kepala negara dan Perdana Menteri yang ditujuk menjadi kepala pemerintahan.

Anggota legislatifnya dipilih melalui pemilu. Peradilan independen dari yudikatif dipimpin oleh seorang hakim yang dipilih legislatif dan harus mendapatkan persetujuan dari Raja serta Perdana Menteri.

Saat ini, Raja Liechtenstein adalah Pangeran Hans-Adam II. Kekuasaannya ia wakilkan kepada putranya yakni Pangeran Alois. Sedangkan Perdana Menteri yang mengepalai pemerintahan adalah Daniel Risch, yang menggantikan Adrian Hasler pada 2021 lalu. Para pejabat di eksekutif, legislatif, dan yudikatif, masing-masing menjabat selama empat tahun.

2. Berada di bawah kekuasaan asing hingga mencapai posisi independen

ilustrasi kastil di Vaduz, Liechtenstein (Pixabay.com/Makalu)

Meski wilayah Liechtenstein kecil, tapi negara ini memiliki rekam jejak sejarah yang tidak membosankan. Pada awal Masehi, pengaruh Romawi telah menguasai wilayah ini. Memasuki abad ke-8, Dinasti Carolingian dari bangsawan Prancis kemudian menguasainya.

Dinasti Carolingian adalah kerajaan luas yang membantang dari Eropa Barat hingga Eropa tengah selama abad pertengahan. Dinasti ini berkembang dari Prancis hingga Italia modern, Spanyol, dan Hungaria.

Menurut Liechtenstein USA, memasuki Abad ke-10, wilayah ini menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi Suci. Letaknya yang berada di sepanjang Sungai Rhine membuat wilayah ini sering terancam banjir terus-menerus. Meski begitu, tokoh-tokoh bangsawannya dekat dengan kekaisaran dan ada yang menjadi penasihat.

Pada 1719, Liechtenstein menemukan namanya dan berpisah dari Kekaisaran Romawi Suci setelah Perang Napoleon berhasil membubarkan kekaisaran tersebut. Lalu pada 1815, Liechtenstein menjadi anggota Konfederasi Jerman.

Eropa Tengah yang kerap bergejolak di masa lalu sering terjadi peperangan. Saat perang Austro-Prusia terjadi, Liechtenstein juga mengerahkan kekuatan militernya. Tapi ketika Prusia kalah dari Austria, Liechtenstein sepenuhnya independen pada 1866. Orientasi ekonominya lebih dekat dengan Austro-Hongaria.

3. Nasib buruk Liechtenstein ketika Perang Dunia Pertama

ilustrasi Perang Dunia I (Unsplash.com/Museums Victoria)

Terbunuhnya Putra Mahkota Austro-Hongaria yang bernama Franz Ferdinand di Sarajevo pada 28 Juni 1914 telah memicu pertempuran yang akhirnya berbuntut Perang Dunia Pertama.

Ferdinand, bersama isrinya Sophie Chotek yang merupakan bangsawan Jerman, terbunuh oleh kelompok Serbia yang memberontak saat itu. Austro-Hongaria mengumandangkan perang setelah ultimatumnya diabaikan.

Rusia, yang memihak Serbia dan Jerman, memberi jaminan keamanan pada Austro-Hongaria. Perang besar terjadi melibatkan beberapa negara, hingga Inggris ikut turun ketika Jerman menduduki Belgia.

Ketika Perang Dunia Pertama selesai dan kerajaan Austro-Hongaria runtuh, Liechtenstein yang memiliki orientasi ekonomi pada kerajaan tersebut turut terlunta-lunta. Dikutip dari BBC, Liechtenstein pada 1919 menoleh ke Swiss dan menjadikan negara itu sebagai wakil kepentingannya untuk urusan luar negeri.

Liechtenstein kemudian mengadopsi mata uang Swiss dan menjadi bagian dari serikat kepabeanan negara tersebut.

4. Netralitas Liechtenstein dalam Perang Dunia Kedua

ilustrasi perang (Pixabay.com/jarmoluk)

Karena Liechtenstein mengalihkan kiblatnya dari Austro-Hongaria ke Swiss, maka pertikaian besar yang berujung pada Perang Dunia Kedua tidak terlalu membuat wilayah kecil itu terseret dalam peperangan.

Swiss dan Liechtenstein mengambil posisi netral selama perang menghancurkan yang awalnya dikobarkan oleh Nazi Jerman dan dipimpin oleh Adolf Hitler.

Perang Dunia Kedua memperburuk ekonomi di banyak wilayah. Menurut Legal Language, Liechtenstein bangkit dengan cepat karena kebijakan pajak yang rendah dibandingkan dengan negara lain menarik banyak perusahaan berkantor.

Kebijakan lain yang membuat Liechtenstein bertahan dalam kemelut Perang Dunia Kedua adalah para Yahudi yang melarikan diri dari kejaran Nazi. Menurut Dirkdeklein, orang-orang Yahudi yang ditampung umumnya adalah orang kaya dan berpengaruh, sehingga dapat mendirikan perusahaan di wilayah tersebut.

Liechtenstein juga diuntungkan karena keluarga kerajaan bisa membeli properti dan benda seni yang diambil dari orang Yahudi Austria dan Cekoslowakia. Liechtenstein juga pernah menyewa narapidana Yahudi dari kamp konsentrasi untuk kerja paksa di perkebunan kerajaan terdekat.

5. Negara kecil yang sukses di Olimpiade dan produk gigi palsu

ilustrasi (Unsplash.com/Diana Polekhina)

Dengan wilayah yang kecil dan jumlah penduduk lebih sedikit daripada negara lain, Liechtenstein pada dasarnya dengan cepat menjadi negara yang tajir. Bahkan, Pangeran Liechtenstein jauh lebih kaya dibandingkan dengan Ratu Inggris.

Kemajuan yang di dapat Liechtenstein setelah Perang Dunia Kedua turut membuat negara itu terpacu untuk mengembangkan sektor olahraga. Oleh sebab itu, Liechtenstein, menurut Everything Everywhere, menjadi negara kecil yang paling sukses meraih banyak medali di Olimpiade.

Dibandingkan dengan negara kecil lainnya, Liechtenstein adalah negara yang paling sukses dengan banyak medali Olimpiade yang telah mereka raih, khususnya dalam cabang olahraga ski.

Ibu kota dan pusat pemerintahan Liechtenstein adalah Vaduz. Tapi kota terbesar dan menjadi pusat industri adalah Schaan. Meski lebih banyak mengandalkan ekonomi di sektor jasa karena tidak punya banyak sumber alam yang melimpah, ada salah satu produksi Liechtenstein yang membuatnya terkemuka di dunia.

Menurut The World Geography, Liechtenstein adalah produsen gigi palsu terbesar di dunia. Perusahaan yang memproduksi gigi palsu itu adalah Vivadent AG yang berkantor pusat di Schaan. Mereka mengeskpor gigi palsu ke 120 negara di dunia dan produksi gigi dari berbagai jenis turut membentuk dasar ekonomi negara kecil tersebut.

6. Negara tajir dengan pendapatan per kapita miliaran

ilustrasi kota di Liechtenstein (Pixabay.com/Stones)

Salah satu sumber ekonomi andalan Liechtenstein adalah jasa keuangan dan perbankan. Negara itu menjadi surga pajak dan pernah dihantam kritik tentang tranparansi, karena sering disebut sebagai negara tempat pencucian uang.

Secara bertahap, Liechtenstein mereformasi aturan untuk memberikan rincian tentang aset apa yang orang-orang miliki di bank Liechtenstein. Kesepakatan tranparansi diraih bersama dengan negara-negara maju seperti Jeman dan Amerika Serikat.

Dengan kebutuhan pemenuhan pekerja sektor jasa keuangan yang terus naik, Liechtenstein sendiri terancam tidak dapat menyediakan tenaga kerjanya. Karena itu, Liechtenstein bergantung dari pekerja asing terutama dari Swiss dan Austria.

Bisnis di sektor ini termasuk membuat Pangeran Liechtenstein menjadi salah satu dari 500 orang terkaya di dunia. Menurut Bloomberg, kekayaan Pangeran Liechtenstein mencapai 5,46 miliar dolar atau sekitar Rp78,7 triliun. Dia menjadi orang terkaya ke 463 di dunia.

Sumber kekayaannya berasal dari perusahaan LGT Group, sebuah perusahaan finansial yang tidak dikelola oleh pemerintah tapi dikelola oleh keluarga kerajaan.

Sedangkan, pendapatan per kapita penduduk Liechtenstein adalah 180.366 dolar atau Rp2,6 miliar per tahun. Jumlah itu menempatkannya berada di urutan kedua di dunia setelah Monaco.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team