Kanselir Jerman Olaf Scholz (Twitter.com/Olaf Scholz)
Meskipun saat ini disebut sebagai calon potensial sebagai Kanselir Jerman, Olaf Scholz adalah orang yang dinilai tidak populer di dalam partainya sendiri. Lelaki yang telah menghabiskan usianya untuk menjadi anggota SPD itu sering terjungkal, bahkan di dalam internal partai.
Pada 2019, dia mencalonkan diri sebagai ketua partai, tapi kalah dari Saskia Esken dan Norbert Walter-Borjan. Dua orang itu berjanji akan membawa SPD semakin ke kiri, ketika Scholz lebih terkenal sebagai sorang yang sentrisme.
Tapi, selama menjadi Menteri Keuangan Angela Merkel, menurut BBC, publik Jerman menerima pesan Olaf Scholz dalam skema pembiayaan yang baik hati, untuk mereka yang terdampak virus corona, khususnya para pekerja dan pebisnis.
Ketangguhan Jerman dalam menghadapi pandemik, tak terlepas dari kebijakan handal Olaf Scholz yang duduk sebagai Menteri Keuangan.
Pencapaian itu ternyata menarik suara konstituen untuk mendukung SPD dalam pemilihan parlemen. Kemenangan tipis SPD atas CDU membuat partai berterima kasih atas peran Olaf Scholz.
Tak bisa dipungkiri, SPD yang mendapatkan hasil buruk dalam satu dekade, telah mencapai hasil gemilang hanya dalam beberapa bulan kampanye dan sosok utama yang membangkitkan elektabilitas itu adalah Olaf Schoz.
Secara mengejutkan, pimpinan partai SPD memilih Olaf Scholz untuk diajukan sebagai Kanselir Jerman, menggantikan Angela Merkel.
Tapi, SPD perlu berjuang untuk merangkul partai Hijau dan FDP untuk berkoalisi mendominasi parlemen. CDU, partai penguasa Jerman yang saat ini kalah, juga terlihat berusaha mendekati Scholz untuk membangun koalisi.