Jakarta, IDN Times - Demonstrasi anti-pemerintah dan pemblokiran jalan kembali terjadi di Peru pada Rabu (5/1/2023). Aksi berkobar setelah sempat vakum selama dua minggu.
Para pengunjuk rasa menggunakan batu dan ban yang terbakar untuk memblokir jalur utama di wilayah selatan Puno, Cusco, Apurimac, dan Arequipa, serta di Junin, sebuah departemen di pusat negara tersebut.
Gelombang protes bermula ketika Presiden Pedro Castillo dimakzulkan setelah berusaha membubarkan kongres dan merombak badan yudisial negara tersebut. Castillo dituduh melakukan pemberontakan, namun dengan tegas membantahnya.
Pengunjuk rasa menuntut agar Presiden Dina Boluarte, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden, untuk segera mengundurkan diri. Mereka juga menuntut penutupan Kongres, perubahan konstitusi dan pembebasan Castillo, dilansir TRT World.