Protes di Peru Berlanjut, Ribuan Turis di Machu Picchu Dievakuasi

Jakarta, IDN Times - Demonstrasi anti-pemerintah dan pemblokiran jalan kembali terjadi di Peru pada Rabu (5/1/2023). Aksi berkobar setelah sempat vakum selama dua minggu.
Para pengunjuk rasa menggunakan batu dan ban yang terbakar untuk memblokir jalur utama di wilayah selatan Puno, Cusco, Apurimac, dan Arequipa, serta di Junin, sebuah departemen di pusat negara tersebut.
Gelombang protes bermula ketika Presiden Pedro Castillo dimakzulkan setelah berusaha membubarkan kongres dan merombak badan yudisial negara tersebut. Castillo dituduh melakukan pemberontakan, namun dengan tegas membantahnya.
Pengunjuk rasa menuntut agar Presiden Dina Boluarte, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden, untuk segera mengundurkan diri. Mereka juga menuntut penutupan Kongres, perubahan konstitusi dan pembebasan Castillo, dilansir TRT World.
1. Sekitar 2 ribu wisatawan dievakuasi
Akibat demonstrasi, layanan kereta api antara kota Cusco dan situs sejarah Machu Picchu telah ditangguhkan tanpa batas waktu.
Sementara, akibat kereta api ke situs Inca ditangguhkan, sekitar 2.062 turis yang terjebak harus dievakuasi.
Kantor Luar Negeri Inggris (FCDO) menyarankan para warganya untuk berhati-hati saat bepergian ke Peru, di tengah memburuknya protes politik yang sedang berlangsung di negara tersebut.
Aksi dinilai dapat dengan mudah menyebar ke bagian lain negara tersebut. Kondisi ini juga tidak bisa diprediksi serta dikhawatirkan berujung aksi kekerasan, dikutip dari The Independent.