Protes Kenaikan Upah di Bangladesh, 5 Orang Tewas

Dhaka, IDN Times - Protes besar terjadi di Bangladesh pada hari Sabtu (17/4). Protes tersebut dilakukan oleh karyawan dari perusahaan pembangkit listrik batu bara yang berada di bagian tenggara, sekitar 265 km dari ibukota.
Sekitar 2.000 orang ikut berpartisipasi dalam protes. Mereka menuntut pembayaran gaji yang tertunda, menuntut kenaikan gaji serta menuntut karena adanya diskriminasi di perusahaan.
1. Korban meninggal karena luka tembak
Protes karyawan pembangkit listrik batu bara yang terjadi di tenggara ibukota Dhaka, Bangladesh, berujung bentrok. Menurut Azizul Islam, kepala polisi Banshkhali, para demonstran melempari polisi dengan batu dan batu bata. Polisi berusaha membubarkan kerumunan dan membalas dengan tembakan peluru tajam.
Melansir dari laman Al Jazeera, empat jenazah dengan luka tembak dirawat di rumah sakit Banshkhali. Informasi itu diungkapkan oleh dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut. Satu demonstran tewas lain berada di rumah sakit Chittagong.
Selain mereka yang tewas, ada puluhan demonstran lain yang dilaporkan terluka. Dari pihak pasukan keamanan, tiga polisi dilaporkan dirawat di rumah sakit karena terluka.
Pembangkit listrik batu bara itu senilai dengan 2,4 miliar dolar atau sekitar Rp34,8 triliun. Itu adalah salah satu sumber utama investasi asing di Bangladesh. Proyek tersebut adalah salah satu dari beberapa proyek yang didukung oleh Beijing untuk mempererat hubungan dua negara.
2. Protes menuntut kenaikan gaji dan pengurangan jam kerja selama Ramadan
Ribuan karyawan perusahaan listrik menuntut pembayaran upah yang menurut mereka belum dibayarkan. Selain itu, melansir kantor berita Reuters, pejabat pemerintah daerah yang bernama Saiduzzaman Chowdhury mengatakan para pekerja menuntut kenaikan gaji dan pengurangan jam selama bulan suci Ramadan.
98 persen masyarakat Bangladesh adalah Muslim dan saat ini semua umat Muslim di dunia menjalan puasa selama satu bulan penuh.
Bangladesh menjalin kerjasama dengan Tiongkok dalam beberapa proyek, salah satunya dalam perusahaan tenaga listrik. Kontraktor konstruksi Tenaga Listrik SEPCOIII Tiongkok menandatangani kesepakatan dengan konglomerat Bangladesh yang bernama S. Alam Group.
S. Alam Group itulah yang bertanggung jawab atas pekerjaan konstruksi di lokasi perusahaan listrik itu pada tahun 2016 lalu. Jaringan bisnis S. Alam Group sangat beragam, dari mulai makanan, besi, energi bahkan manufaktur, transportasi dan trading.
3. Tembakan polisi dilakukan untuk membela diri
Protes karyawan di perusahaan pembangkit listrik yang bernama SS Power One di daerah bernama Banshkhali. Sejak awal ketika kontruksi pembangunan perusahaan dilakukan, bentrokan juga terjadi dengan penduduk desa setempat.
Melansir dari laman SCMP, pada tahun 2016 lalu ketika pembangunan perusahaan dilakukan, polisi menembaki demonstran yang protes. Empat orang meninggal dunia. Kemudian pada tahun 2017, polisi juga melepaskan tembakan ke kerumunan rapat umum yang menyebabkan satu orang meninggal dunia.
Melansir dari laman Anadolu, dalam aksi demonstrasi yang baru saja terjadi pada hari Sabtu, polisi melepaskan tembakan dengan klaim karena mereka membela diri. Perwira polisi senior yang bernama Pankaj Kumar Dey mengatakan "pekerja yang marah menyerang pabrik dan personel polisi yang sedang bertugas. Polisi hanya menembakkan peluru tajam untuk membela diri."