Tangerang Selatan, IDN Times - Presiden Iran Ebrahim Raisi, pada Selasa (4/10/2022), menyerukan persatuan nasional dan berjanji untuk meredakan kerusuhan. Sebagai informasi, kerusuhan yang diawali demonstrasi terjadi setelah kematian Mahsa Amini.
Di depan parlemen, Raisi mengakui bahwa Republik Islam memiliki kelemahan dan kekurangan. Dia juga mengungkit dugaan provokasi yang ditunggangi oleh musuh-musuh Iran.
“Hari ini tekad negara ditujukan pada kerja sama untuk mengurangi masalah rakyat, persatuan dan integritas nasional adalah kebutuhan yang membuat musuh kita putus asa,” ujar Raisi, dikutip dari AP.
Kematian perempuan berusia 22 tahun itu diduga melanggar aturan berpakaian sesuai Republik Islam dan mengalami tindakan kekerasan saat ditangkap oleh polisi moral.