Moskow, IDN Times – Reformasi konsitusi besar-besaran dilakukan oleh Rusia pada tahun 2020 yang paling suram ini. Reformasi konstitusi tersebut diprakarsai oleh Presiden Vladimir Putin. Dalam reformasi konstitusi, paling disorot diantaranya adalah Putin akan memiliki kesempatan memimpin Rusia dalam dua periode tambahan kekuasaan, yang memungkinkannya menjadi presiden Rusia sampai pada tahun 2036.
Vladimir Putin telah memimpin Rusia dalam dua periode secara berturut-turut, yakni pada tahun 2012-2018 dan 2018-2024. Akan tetapi, kepemimpinan Presiden Putin saat ini secara ke seluruhan sudah empat kali karena Putin pernah menjadi presiden pada tahun 2000-2004 dan 2004-2008. Pada tahun 2009-2000, Vladimir Putin menjadi pejabat presiden menggantikan Boris Yeltsin yang mengundurkan diri.
Undang-undang baru yang ditanda tangani oleh Presiden Putin pada hari Selasa, 22 Desember 2020, akan memberikan kekebalan hukum dari dugaan kejahatan yang dilakukan selama menjabat. Selain itu, undang-undang tersebut juga mengizinkan mantan presiden menjadi senator seumur hidup di majelis tinggi parlemen.