Seorang perempuan berjalan melewati layar jadwal keberangkatan di Bandara Internasional Dulles, Virginia, Amerika Serikat, pada 12 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque
Maskapai Inggris, Virgin Atlantic, juga terdampak COVID-19. Di awal minggu ini, manajemen meminta para staf untuk cuti tak berbayar selama delapan minggu. Menurut Virgin, ini akan membantu maskapai menanggulangi dampak pandemik. Permintaan itu pun dikritik keras oleh sejumlah orang.
Pemiliknya, Richard Branson, adalah salah satu orang terkaya di dunia. Forbes mengestimasi total kekayaan Branson sebesar Rp58 triliun. Penulis Liam Young adalah salah satu yang menuding Branson berlaku tidak adil dan sebenarnya mampu membayar cuti para karyawannya.
"Virgin Atlantic mempekerjakan 8.500 orang dan Branson meminta mereka cuti tak berbayar selama 8 minggu," tulis Young.
"Butuh Rp76 miliar (semua nominal telah dikonversikan dari poundsterling ke rupiah) untuk membayar seluruh karyawan sebesar Rp9 juta per minggu untuk menutupi cuti. Total biaya adalah Rp618 miliar," tambahnya.
Selain itu, dikutip Sky News, Virgin Atlantic mengumumkan pengurangan penerbangan sebesar 80 persen per hari dan memprioritaskan rute berdasarkan permintaan konsumen.
"Sebagai konsekuensi langsung, kami akan memarkir sekitar 75 persen pesawat pada 26 Maret dan pada April akan bertambah jadi 85 persen," kata manajemen.