twitter.com/qatarpetroleum
Salah satu yang diperhatikan para pengamat energi adalah relasi antara Qatar dan Rusia yang kian dekat. Rusia, bukan negara anggota OPEC, semakin berpengaruh dalam menentukan kebijakan minyak dunia bersama dengan Arab Saudi. Pada akhir 2016, OPEC dan Rusia sepakat untuk memangkas produksi menjadi sekitar 1,8 juta barel per hari demi melindungi harga di pasar.
Middle East Eye sempat melaporkan pada 2016 lalu bahwa Otoritas Investasi Qatar--sebuah lembaga penanam modal milik pemerintah--membeli saham perusahaan minyak terbesar Rusia bernama Rosneft sebesar 19,5 persen. Pengamat memandangnya sebagai kalkulasi politik pragmatis Doha untuk kepentingan energi.