Rahasia Peraih Nobel Perdamaian Maria Ressa Melawan Rasa Takut

Jakarta, IDN Times – Jurnalis Filipina Maria Ressa menjadi perbincangan dunia setelah pada Jumat (8/10/2021) lalu diumumkan sebagai peraih Nobel Perdamaian 2021, bersama dengan jurnalis asal Rusia Dmitry Muratov.
Keduanya dianugerahi penghargaan tersebut lantaran telah berkontribusi menjaga kebebasan berekspresi di negaranya masing-masing.
“Jurnalisme yang bebas, independen, dan berdasarkan fakta berfungsi untuk melindungi dari penyalahgunaan kekuasaan, kebohongan, dan propaganda perang,” kata Ketua Komite Nobel Norwegia, Berit Reiss-Andersen, saat mengumumkan penghargaan itu di Oslo, Jumat, dikutip dari CNN.
Pencapaian ini pun membuat banyak orang bertanya-tanya, bagaimana Ressa bisa menumbuhkan keberanian untuk menyampaikan suaranya demi menegakkan perdamaian. Lalu, apa sebenarnya rahasia CEO media Filipina Rappler tersebut dalam melawan rasa takut?
1. Rahasia Ressa melawan rasa takut
Dalam sesi tanya-jawab via zoom bersama IDN Times pada Kamis (14/10/2021), Ressa mengakui dirinya memiliki rasa takut seperti orang pada umumnya. Ia menceritakan pernah merasa khawatir ketika baru bermigrasi ke Amerika Serikat (AS) bersama keluarganya pada usia 10 tahun.
Ressa menuturkan, ketika dirinya berada di sekolah baru, ia begitu berbeda dari teman-teman Amerika-nya. Ia menjadi yang paling pendek dan satu-satunya yang memiliki kulit berwarna cokelat. Selain itu, ia juga tidak pandai berbahasa Inggris, yang membuatnya hampir tidak bisa berbaur dengan lingkungan selama setahun.
Ia kemudian menyadari, satu-satunya cara untuk mengatasi rasa khawatir adalah merangkul sumber ketakutan tersebut.
“Cara mengalahkan ketakutan adalah dengan merangkul ketakutan itu. Tidak peduli apa yang kamu takuti, kamu harus menyebutnya, membayangkannya, menggenggamnya dan melihat ketakutan itu. Karena itu tidak akan menjadi lebih menakutkan jika kamu membayangkannya,” ujarnya dalam acara yang dipandu pemimpin redaksi IDN Times Uni Lubis.