Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pasukan Israel berjaga saat warga Palestina salat Jumat di wilayah pendudukan Israel, Tepi Barat, pada 21 Agustus 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Raneen Sawafta

Jakarta, IDN Times - Raja Salman mengatakan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Arab Saudi menginginkan ada solusi permanen yang adil, untuk persoalan Palestina. Pernyataan tersebut disampaikan Raja Salman lewat sambungan telepon pada Minggu (6/9/2020).

Melansir Reuters, ia menilai penyelesaian masalah Palestina adalah titik permulaan dari Inisiatif Damai Arab yang diusulkan kerajaan Islam tersebut. Amerika Serikat berperan dalam usaha menormalisasi hubungan antara Mesir dan Yordania dengan Israel. Baru-baru ini, Uni Emirat Arab juga menyatakan siap melakukan normalisasi.

1. Arab Saudi mengusulkan inisiatif damai pada 2002

Raja Salman dalam foto yang dirilis oleh akun resmi kerajaan Arab Saudi pada 8 Maret 2020. twitter.com/ASNA_20

Dalam usulan yang diumumkan pada 2002, bangsa-bangsa Arab menawarkan normalisasi hubungan dengan Israel, tapi dengan syarat Palestina mendapatkan status penuh sebagai sebuah negara. Artinya, Israel juga harus hengkang dari teritori yang dicaploknya pada Perang 1967.

Raja Salman mengaku mengapresiasi upaya Amerika Serikat di Timur Tengah, namun menyodorkan inisiatif itu sebagai basis perdamaian di kawasan. Sebelumnya, Arab Saudi tidak mengakui Israel sebagai negara, tetapi posisi ini perlahan berubah dalam beberapa tahun terakhir.

Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman berkomunikasi dengan Jared Kushner, menantu sekaligus utusan Amerika Serikat untuk Timur Tengah, guna membahas perlunya Palestina dan Israel kembali bernegosiasi. Terakhir, Arab Saudi mengatakan akan mengizinkan maskapai penerbangan Israel masuk ke wilayahnya.

2. Palestina menentang keras normalisasi hubungan dengan Israel

Editorial Team

Tonton lebih seru di