Rakyat Myanmar Protes dengan Gerakan Diam

Jakarta, IDN Times - Bertepatan dengan hari Hak Asasi Manusia, rakyat Myanmar melakukan protes terhadap pemerintah junta militer. Lebih dari 5 juta orang terlibat dalam gerakan tersebut dan mereka melakukan mogok massal dengan cara meluncurkan serangan diam.
Jika protes terhadap junta sebelumnya sering terlihat berupa demonstrasi di jalanan, kali ini kota-kota besar di Myanmar terlihat sunyi dan sepi. Banyak pemilik toko ikut melakukan mogok massal karena menanggap bahwa pemerintah junta telah keterlaluan.
Baru-baru ini, pasukan junta menggunakan truk militer untuk menabrak demonstran hingga menyebabkan beberapa orang tewas. Selain itu, diketahui pula ada belasan orang yang dibunuh pasukan junta, termasuk anak-anak. Banyak pedagang dan rakyat dengan sukarela ikut dalam gerakan pemogokan massal karena menganggap junta telah melewati garis batas.
1. 'Diam adalah teriakan paling keras'
Dalam foto-foto yang tersebar di media sosial, kota-kota besar di Myanmar seperti Yangon atau Mandalay, terlihat sepi pada hari Jumat, 10 Desember 2021. Banyak juga kota-kota kecil, termasuk pasar yang biasa ramai terlihat sangat sunyi. Rakyat Myanmar yang merasa tertindas oleh junta militer, telah melakukan protes dengan melakukan "serangan diam" atau mogok secara massal.
Khin Sandar, seorang aktivis mengatakan "kami perlu mengirim pesan ke dunia tentang pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan di Myanmar," katanya dikutip Deutsche Welle.
"Diam adalah teriakan paling keras. Kami ingin hak kami kembali. Kami ingin revolusi. Kami mengungkapkan kesedihan untuk pahlawan kami yang gugur," tambah Sandar kepada wartawan.
Meski sebagian besar kota besar dan kecil yang terlihat sepi, tapi di kota Shwebo, sebuah kota kecil di sebelah utara Mandalay, orang-orang berbaris di jalanan. Mereka mengenakan pakaian serba hitam. Tapi orang-orang tersebut juga hanya berbaris dalam diam.