Jakarta, IDN Times - Ratusan Menteri Kesehatan dari seluruh dunia, termasuk Menkes Terawan Agus Putranto akan mengikuti pertemuan tahunan WHO. Khusus untuk tahun ini lantaran dunia masih dilanda pandemik COVID-19, maka pertemuan dilakukan secara virtual.
Pertemuan ke-73 anggota negara WHO ini menjadi momen yang tepat untuk melakukan evaluasi terhadap penanganan pandemik COVID-19 yang telah menelan 316 ribu korban jiwa di seluruh dunia. Itulah yang akan menjadi fokus dari pertemuan selama dua hari tersebut.
Hasil akhir dari pertemuan itu adanya resolusi yang diharapkan bisa disepakati oleh semua negara anggota. Di dalam rancangan resolusi itu juga akan menyerukan adanya akses yang merata untuk diagnosa, obat dan vaksin yang manjur melawan COVID-19. Tetapi, menurut seorang diplomat yang dikutip kantor berita Reuters, isi resolusi yang dibawa oleh Uni Eropa bisa saja berubah.
Menurut diplomat yang tidak disebut namanya itu, resolusi tersebut juga akan mendorong adanya penyelidikan mengenai asal-muasal virus corona. Walaupun investigasi itu tidak bisa dilakukan secepatnya.
"Makanya penting bagi semua orang untuk menyetujui resolusi ini. Semua orang," kata diplomat tersebut.
Lalu, bagaimana posisi Indonesia dalam pertemuan tahunan WHO? Apakah RI setuju dengan adanya dorongan investigasi mandiri soal asal-muasal virus corona?