Beijing, IDN Times – Pada akhir November 2020, Paus Fransiskus menyinggung penduduk minoritas Uighur, Tiongkok, bersama dengan Rohingnya dan Yazidi. Paus prihatin tentang penindasan yang menyebabkan mereka menjadi kelompok teraniaya di dunia.
Melansir dari The Guardian, dalam bukunya yang berujudul Let Us Dream: the Path to a Better Future, Paus Fransiskus menulis “Saya sering memikirkan orang-orang yang teraniaya: Rohingnya, Uighur yang malang, Yazidi,” (24/11). Penindasan terhadap muslim Uighur sudah bukan isu lagi, namun menurut beberapa media internasional, penindasan itu nyata.
Ratusan ribu orang Uighur menjalani penindasan baru di dunia modern. Banyak perempuan Uighur dipaksa memakai sterilisasi dan IUD untuk menghambat pertambahan reproduksi penduduk. Banyak diantaranya juga dipaksa untuk kerja dalam beberapa industri, seperti misalnya dalam produksi kapas mentah di Xinjiang, Tiongkok.