Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Protes menentang penindasan etnis Uyghur. (twitter.com/Voice of Uyghur)

Beijing, IDN Times – Pada akhir November 2020, Paus Fransiskus menyinggung penduduk minoritas Uighur, Tiongkok, bersama dengan Rohingnya dan Yazidi. Paus prihatin tentang penindasan yang menyebabkan mereka menjadi kelompok teraniaya di dunia.

Melansir dari The Guardian, dalam bukunya yang berujudul Let Us Dream: the Path to a Better Future, Paus Fransiskus menulis “Saya sering memikirkan orang-orang yang teraniaya: Rohingnya, Uighur yang malang, Yazidi,” (24/11). Penindasan terhadap muslim Uighur sudah bukan isu lagi, namun menurut beberapa media internasional, penindasan itu nyata.

Ratusan ribu orang Uighur menjalani penindasan baru di dunia modern. Banyak perempuan Uighur dipaksa memakai sterilisasi dan IUD untuk menghambat pertambahan reproduksi penduduk. Banyak diantaranya juga dipaksa untuk kerja dalam beberapa industri, seperti misalnya dalam produksi kapas mentah di Xinjiang, Tiongkok.

1. Kerja paksa dalam industri kapas

Protes komunitas Uighur di depan Capitol di Amerika Serikat. (instagram.com/uyghurprojectig)

Bahan dasar utama dalam industri garmen yang meliputi pakaian-pakaian bermerk mahal, dibuat dari kapas. Melansir dari Statista, Tiongkok pada tahun 2019 telah memproduksi kapas sebanyak 5,9 juta metrik ton. Tiongkok menjadi produsen kapas terbesar ke dua setelah India. Dari jumlah itu, Tiongkok adalah pemasok 20 persen kapas dunia.

Dari industri kapas itu, sebuah dokumentasi yang dianggap bagus berhasil didapatkan dari Xinjiang. Tiongkok telah dituduh membangun kamp kerja paksa tapi selalu menyangkal. Tiongkok mengatakan itu bukanlah kamp melainkan “sekolah kejuruan” dan pabrik-pabrik yang ada adalah bagian dari skema “pengentasan kemiskinan” yang besar dan sukarela.

Dr Adrian Zenz, seorang rekan senior di Victims of Communism Memorial Foundation di Washington menemukan sebuah dokumen yang disampaikan kepada BBC. Dokumen berisi bukti kerja paksa warga Uighur di Xinjiang sebagai pemetik kapas. “Siapa pun yang peduli dengan sumber etis harus melihat Xinjiang, yang merupakan 85 persen kapas Tiongkok dan 20 persen kapas dunia” katanya.

2. Sanksi batasan impor kapas

Editorial Team

EditorPri Saja

Tonton lebih seru di