Sebuah ambulans, parkir di dekat kapal pesiar Diamond Princess, yang digunakan untuk memindahkan penumpang kapal yang positif virus corona baru ke rumah sakit, terlihat di pelabuhan Yokohama, selatan Tokyo, dalam foto yang diambil oleh Kyodo, pada 6 Februari 2020. ANTARA FOTO/Kyodo/via REUTERS
Publik juga mempertanyakan tentang waktu meninggalnya Li. Media pemerintah Tiongkok, Global Times, sempat mengunggah cuitan breaking news di Twitter pada Kamis malam (6/2) bahwa Li telah menghembuskan nafas terakhirnya setelah dirawat sejak akhir Januari lalu.
Tak lama kemudian, akun yang sama menghapusnya dan mengirimkan cuitan lain yang menyebut "Rumah Sakit Pusat Wuhan mengatakan di Weibo bahwa Li Wenliang masih berada dalam perawatan darurat" dan menambahkan bahwa reporternya "mendengar orang-orang menangis di dalam ruangan unit gawat darurat".
Sementara itu, Duta Besar Tiongkok di Amerika Serikat mengaku "sangat bersedih" atas kematian Li. "Dia adalah dokter yang sangat berdedikasi. Kami berterima kasih kepadanya atas apa yang ia telah lakukan untuk upaya gabungan kami dalam melawan #2019nCoV," tulisnya di Twitter merujuk kepada nama virus corona tipe baru ini.
"Mungkin awalnya orang-orang seperti dia tidak benar-benar dipahami dan diapresiasi sama sekali. Ini bisa terjadi di mana saja. Karena #viruscorona adalah hal baru, tak ada yang tahu sebelumnya. Tapi kami mendorong orang-orang untuk mengatakan yang sebenarnya dan mengonfrontasi tantangan yang ada. Publik hanya akan dihukum jika gagal melakukannya," tambahnya.
Li merupakan satu dari delapan whistleblower yang menyampaikan informasi soal virus corona pada tahun lalu. Tangkapan layar dari pesan Li pun beredar luas dalam hitungan jam usai ia mengirimkannya kepada teman-temannya. Netizen menyebutnya penyebar hoaks. Bahkan ia sampai didatangi oleh polisi dan dipaksa mengaku telah menyampaikan pernyataan keliru.