Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi unjuk rasa perubahan iklim yang dilakukan anak-anak Australia. Sumber:unplash.com/Li-An Lim
Ilustrasi unjuk rasa perubahan iklim yang dilakukan anak-anak Australia. Sumber:unplash.com/Li-An Lim

Melbourne, IDN Times - Pada hari Selasa, 2 Maret pemerintah Australia akan menjalani persidangan di Pengadilan Federal Melbourne. Sidang tersebut merupakan tuntutan dari para remaja Australia yang mendesak untuk pemerintah menghentikan proyek pertambangan batu bara besar 430 kilometer barat laut Sydney.

Tuntutan tersebut merupakan gugatan perwakilan kelompok pertama yang dilakukan para remaja Australia atas nama kaum muda di seluruh dunia. Sidang akan dihadiri delapan remaja Australia dan diperkirakan sidang akan berlangsung selama lima hari.

1. Salah satu pemicu tuntutan adalah kebakaran yang melanda Australia

Ilustrasi kebakaran yang terjadi di Australia. Sumber:unplash.com/Mark Fletcher-Brown

Melansir dari VOA News, tindakan untuk membawa pemerintah ke pengadilan atas penambangan batu bara salah satunya dipicu oleh kebakaran hutan Black Summer yang terjadi dari pertengahan 2019, yang merupakan tahun terkering dan terpanas di Australia, hingga Maret 2020. Kebakaran tersebut merupakan paling intens yang pernah didokumentasikan di Australia .

Para remaja yang membawa pemerintah ke pengadilan meminta Menteri Lingkungan Hidup Sussan Ley memiliki kewajiban untuk melindungi mereka dari pemanasan global. Mereka berpendapat perluasan penambangan batu bara di negara bagian New South Wales akan memperburuk perubahan iklim dan membahayakan masa depan mereka.

Mereka para penggugat yang berusia di bawah 18 tahun akan ditemani oleh wali litigasi, Sister Brigid Arthur, seorang biarawati berusia 86 tahun yang akan menemani para kaum muda tersebut.

Melansir dari The Guardian,  pemohon utama kasus ini adalah Anj Sharma, seorang siswa berusia 16 tahun. Aksinya dimulai dari perannya membantu mengatur pemogokan sekolah yang terinspirasi Greta Thunberg, dalam menentang kegiatan yang mempengaruhi iklim pada September 2019, ketika sekitar 100.000 orang berbaris di ibu kota Victoria.

Anj Sharma menyatakan bahwa mereka memiliki cerita yang pribadi dalam kasus perubahan iklim yang mendasari tuntutan ini, berikut penyampainnya. “Keputusan yang mereka buat saat ini akan berdampak pada kami di masa depan. Kami adalah orang-orang yang harus hidup dengan keputusan, kami harus membesarkan generasi berikutnya di bawah keputusan itu, dan kami hanya menginginkan masa depan yang dijamin aman bagi kami. Mereka benar-benar memiliki kewajiban untuk menjaga kita," katanya kepada The Guardian.

2. Gugatan perubahan iklim terhadap pemerintah

Editorial Team

Tonton lebih seru di