Atraksi drone milik TNI AU yang dapat dimanfaatkan sebagai senjata. (IDN Times/Santi Dewi)
Alih teknologi dan penguatan kapasitas nasional pada kedua perjanjian ini menekankan pentingnya alih teknologi dan penguatan kapasitas nasional sebagai fondasi untuk membangun industri pertahanan yang mandiri dan berkelanjutan.
Roketsan akan memimpin transfer teknologi di bidang sistem rudal, termasuk lisensi kekayaan intelektual, keahlian produksi, dan pelatihan teknis. Di sisi lain, Baykar Makina akan memberikan pelatihan dan dukungan teknis untuk memastikan UAV yang diproduksi sesuai dengan standar internasional serta meningkatkan daya saing sektor kedirgantaraan nasional.
"Selain itu, kedua perusahaan patungan yang dibentuk akan bekerja sama dengan industri lokal untuk mengoptimalkan rantai pasok dan mengurangi ketergantungan pada komponen impor," kata Norman.
"Kolaborasi ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada komponen impor tetapi juga menempatkan Indonesia sebagai bagian dari rantai pasok global dalam industri pertahanan bagi masa depan kemitraan Indonesia-Turki," sambung dia.
Kemitraan strategis ini tidak hanya memperkuat industri pertahanan Indonesia tetapi juga menjadi simbol hubungan bilateral yang kukuh antara Indonesia dan Turki. Kolaborasi ini mencerminkan komitmen kedua negara untuk menjaga stabilitas regional dan keamanan global di tengah dinamika geopolitik yang terus berkembang.
Dengan lokalisasi produksi sistem rudal dan UAV canggih, Indonesia sedang membangun industri pertahanan yang mandiri, inovatif dan berdaya saing global. Langkah ini merupakan bagian dari visi jangka panjang untuk mencapai kemandirian teknologi, ketahanan nasional, dan kemampuan menghadapi tantangan masa depan.