Jurgen Stock (tengah), Sekjen Interpol. (Twitter.com/Marianne Hagen)
Tahun lalu, tepatnya pada akhir Desember, Jurgen Stock dari Interpol melakukan wawancara dengan sebuah mingguan Jerman yang bernama Wirtschafts Woche. Dalam wawancara tersebut, Stock memperingatkan tentang peningkatan tajam kejahatan dalam peluncuran vaksin, baik itu pencurian, pembobolan gudang atau pun serangan terhadap pengiriman vaksin itu sendiri.
Investigasi ini didukung dan difasilitasi oleh Program Barang Terlarang dan Kesehatan Global (IGGH) Interpol.
Jaringan kepolisian global terus melakukan penyelidikan dalam kasus vaksin palsu ini. Mereka mengaku menerima beberapa laporan yang mengindikasikan telah terjadi upaya distribusi vaksin palsu dan penipuan yang menargetkan beberapa lembaga kesehatan.
Melansir dari laman resmi Interpol, jaringan tersebut menyasar badan kesehatan seperti panti jompo.
Dengan terungkapnya jaringan produsen di Tiongkok dan penyitaan yang dilakukan di Afrika Selatan, total tersangka saat ini yang sudah berhasil ditahan oleh kepolisian terkait kasus vaksin palsu ada 84 orang dan lebih dari 5.000 dosis vaksin palsu disita.
Interpol menekankan, sampai sejauh ini, tidak pernah ada vaksin yang disetujui tersedia secara daring. Karena itu, semua penawaran di marketplace, baik itu di situs web resmi atau di deepweb yang menjual vaksin virus COVID-19 sangat patut untuk dicurigai keasliannya.