Yerevan, IDN Times - Situasi politik di Armenia belum sepenuhnya stabil. Setelah ditandatanganinya kesepakatan damai dengan Azerbaijan usai perang selama hampir enam minggu, ribuan warga negara tersebut kecewa dan tidak puas. Mereka menuntut agar Perdana Menteri Nikol Pashinyan mundur.
Protes yang menuntut agar PM Pashinyan mundur sudah terjadi sejak akhir tahun lalu. Namun gelombang protes kembali terjadi tahun ini. Pada hari Sabtu (20/2), ribuan warga Armenia memenuhi jalanan di ibukota Yerevan dengan tuntutan yang sama seperti sebelumnya, yakni pengunduran diri Perdana Menteri.