Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana demonstrasi di Accra, Ghana pada Rabu (4/8/2021). (twitter.com/CheEsquire)

Accra, IDN Times - Ribuan warga Ghana yang didominasi pemuda pada Rabu (3/8/2021) menggelar aksi protes di jalanan ibu kota Accra. Aksi demonstrasi yang dilakukan kali ini sebagai bentuk upaya protes kepada pemerintahan Presiden Nana Akufo-Addo atau dikenal dengan slogan #FixTheCountry

Sejak Mei lalu, sudah ada gerakan protes di sosial media berslogan #FixTheCountry dan beberapa varian protes yang dibuat oleh pemuda di Ghana. Langkah ini berguna untuk memberikan tekanan kepada pemerintah perubahan sosial dan ekonomi. 

1. Pendemo gelar demonstrasi di pusat kota Accra

Ribuan demonstran melakukan aksi protes di ibu kota Ghana, Accra untuk memrotes pemerintahan Presiden Nana Akufo-Addo yang terpilih untuk periode kedua setelah memenangkan pemilu tahun lalu. Sementara aksi protes kali ini diprakarsai adanya slogan #FixTheCountry sejak bulan Mei lalu. 

Para pendemo yang hadir kali ini menggunakan pakaian berwarna merah dan hitam dengan menyanyikan lagu nasional dan menyuarakan aksinya di pusat kota Accra. Selain itu, demonstran juga membawa plakat yang bertuliskan "korupsi melahirkan kemiskinan" dan "perbaiki sistem pendidikan kita sekarang juga."

Demonstrasi kali ini menjadi yang kedua terbesar setelah pada Maret lalu, terjadi demo usai jaksa agung menolak gugatan dari partai oposisi terkait kebijakan dari Presiden Akufo-Addo, dilansir dari Al Jazeera

2. Protes #FixTheCountry bermula dari sosial media

Demonstrasi menolak pemerintah saat ini berawal dari gerakan dalam sosial media dengan #FixTheCountry yang dibuat oleh pemuda Ghana. Kampanye sosial media ini menjadi viral setelah mampu mengumpulkan ribuan orang untuk menggelar aksi protes menentang pemerintah yang dianggap buruk. 

Awalnya orang-orang di balik akun sosial media tersebut sudah berencana untuk melakukan protes pada 9 Mei lalu. Namun demonstrasi gagal dilakukan setelah polisi mengetahuinya dan melarang untuk menggelar aksi demo di tengah pandemik COVID-19.

Sementara pada 6 Juli lalu, terdapat berbagai spanduk #FixTheCountry yang menyulut demonstrasi anti pemerintah di Accra dan disponsori oleh partai oposisi Kongres Nasional Demokrat (NDC). Anggota gerakan itu juga menuntut keadilan bagi dua orang yang ditembak oleh aparat kepolisian di Ashanti, dikutip dari DW

3. Pemerintah Ghana disebut luncurkan aturan kontroversial

Dilaporkan dari Africa News, protes yang dilakukan warga Ghana lantaran pemerintah tengah meluncurkan pajak baru dan menaikkan harga maksimum yang berdampak pada naiknya harga kebutuhan pokok dan sejumlah pelayanan. Pasalnya negara Afrika Barat itu tengah dilanda krisis ekonomi akibat pandemik COVID-19. 

Salah satu pemrotes bernama Fatima Mensah (35) mengatakan, "Apabila pemerintah tidak merubah negara ini, kami ingin mengatakan pada mereka bahwa kami bisa menghancurkan karir mereka karena kami yang memberikan kekuatan pada mereka."

Selain itu terdapat pemrotes yang mengritik proyek Afuko-Addo untuk membangun katedral nasional baru dengan biaya 200 juta dolar AS atau Rp2,8 triliun. Bahkan janji itu dibuat setelah ia menang pemilu tahun 2016 lalu. Namun kini presiden justru meminta dana sukarela sebesar 16 dolar AS atau Rp230 ribu untuk menyelesaikan pembangunan pada 2024. 

Padahal Ghana selama ini diapresiasi sebagai salah satu negara Afrika Barat yang memiliki demokrasi paling stabil dan jauh dari permasalahan terorisme jihadis serta konflik politik. Namun hasil pemilu yang ketat pada akhir tahun lalu membuat tensi politik di Ghana tengah memanas. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm