Pemerintah Niger dan Dewan Keamanan Nasional (CNSP) menyatakan kekhawatirannya terkait kemungkinan intervensi militer ECOWAS di negaranya.
"CNSP dan pemerintah militer maupun rakyat Niger tidak menginginkan negara kita berperang dan kami tetap membuka dialog untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, agar lebih jelas, jika ada serangan melawan kami, kami tidak akan membiarkan, seperti yang dipikirkan semua orang," kata keterangan CNSP.
Presiden Niger, Jenderal Abdourahamane Tiani, mengatakan bahwa ambisi dari kudeta ini bukan untuk menyita kekuasaan. Ia pun mengumumkan periode dialog nasional yang berdasarkan pada konstitusi baru.
"Dalam kerangka ini, semua pihak akan diundang untuk berkonsultasi dalam transisi dan kami akan membuat proposal konkret dalam 30 hari, yang meliputi menemukan prinsip fundamental dan prioritas transisi yang tidak lebih dari beberapa bulan lamanya," terangnya.