Melansir MEMO, perselisihan itu juga memperburuk ketegangan yang dimulai sejak Pemerintahan Presiden AS Joe Biden menyoroti kasus pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi oleh agen Saudi pada tahun 2018. Adapun Faktor lainnya yakni berkembangnya hubungan Riyadh bersama China dan Rusia.
"Jika Anda melihat hubungan dengan sisi masyarakat, sisi perusahaan, sistem pendidikan, Anda melihat institusi kami bekerja bersama; kami sangat dekat dan kami akan mengatasi pertengkaran baru-baru ini yang saya pikir tidak beralasan," ujar Menteri Investasi Saudi, Khalid Al-Falih.
Selain menegaskan solidaritas Arab Saudi-AS sebagai sekutu jangka panjang, Kementerian itu juga menyoroti kemitraan terkuat mereka di Asia, termasuk China yang merupakan importir hidrokarbon terbesar untuk Riyadh.
Seperti tahun sebelumnya, forum tiga hari FII yang dimulai pada hari Selasa itu melihat partisipasi besar dari Wall Street, serta industri lain yang memiliki kepentingan strategis di Arab Saudi.
Dalam pertemuan tersebut, kepala eksekutif JP Morgan Chase & Co, Jamie Dimon meyakini bahwa Saudi-AS akan menjaga hubungannya yang telah berjalan 75 tahun.
"Saya tidak bisa membayangkan sekutu menyetujui segalanya dan tidak memiliki masalah mereka akan menyelesaikannya," kata Dimon.