Jakarta, IDN Times - Pemerintah Rusia akan menjual vaksin COVID-19, Sputnik V, ke pasar internasional dengan harga kurang dari 10 dolar AS atau setara Rp141 ribu per dosisnya. Bila dibutuhkan dua kali suntikan, maka harganya tidak mencapai Rp300 ribu.
Dikutip dari keterangan tertulis resmi Sputnik V di situsnya, Rabu, (25/11/2020), artinya, harga vaksin tersebut jauh lebih murah dibandingkan vaksin buatan perusahaan farmasi lain yang menggunakan teknologi mRNA. Apalagi peneliti di Institut Gamaleya mengklaim vaksin Sputnik V 92 persen efektif mencegah manusia agar tidak terkena COVID-19.
Selain lebih terjangkau, Sputnik V tidak membutuhkan di lemari pendingin dengan suhu ekstrem. Badan Investasi Asing Langsung Rusia (RDIF) telah menggandeng mitranya agar vaksin tersebut bisa disimpan di lemari pendingin dengan suhu 2 derajat celcius hingga 8 derajat celcius.
"Dengan adanya teknologi itu memungkinkan vaksin didistribusikan ke pasar internasional dan memperluas agar bisa dijangkau hingga ke wilayah lain, termasuk area tropis," demikian bunyi keterangan tertulis Sputnik V.
Mengapa Institut Gamaleya dan RDIF sengaja menjual vaksin COVID-19 dengan harga sangat terjangkau? Sementara, vaksin dari perusahaan farmasi lain bisa mencapai Rp523 ribu.