Ilustrasi tahanan. (Pexels.com/RODNAE Productions)
Pengampunan Khadzhikurbanov terjadi di tengah pengawasan baru seputar perekrutan Rusia terhadap narapidana untuk ikut dalam perang Ukraina, setelah pengampunan kontroversial terhadap seorang pria yang membunuh mantan pacarnya secara brutal.
Kremlin pekan lalu mengakui penggunaan tahanan yang direkrut untuk berperang dalam konflik tersebut, mengatakan bahwa narapidana yang menebus kejahatan mereka di medan perang dengan darah dapat diampuni.
“Mereka melakukan penebusan dengan darah di brigade penyerang, di bawah peluru dan peluru,” kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin.
Pada September, Putin mengatakan bahwa tahanan Rusia yang meninggal di Ukraina telah menebus diri mereka sendiri di mata masyarakat.
Olga Romanova, kepala kelompok hak asasi tahanan independen, mengatakan Rusia telah merekrut 100 ribu orang dari penjara untuk berperang. Beberapa tahanan yang kemudian dibebaskan dilaporkan telah melakukan pelanggaran serius, termasuk pembunuhan.