Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengutuk serangan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan brutal tanpa henti dari perang yang dilancarkan Putin. Ia juga menyampaikan penghargaan atas ketangguhan rakyat Ukraina di bawah kepemimpinan Zelenskyy.
Selain itu, serangan ini menimbulkan kekhawatiran di negara-negara tetangga. Moldova melaporkan keberadaan rudal Rusia di wilayah udaranya dan langsung meluncurkan investigasi. Sebaliknya, Rumania menyangkal adanya pelanggaran ruang udara mereka.
Ukraina pun terus menyerukan dukungan lebih dari sekutu internasional untuk menangkal serangan udara dan meningkatkan kemampuan pertahanannya.
“Menolak cahaya dan kehangatan bagi jutaan orang yang mencintai damai saat mereka merayakan Natal adalah tindakan keji dan harus direspons,” ujar Maxim Timchenko, CEO DTEK.
Meskipun serangan ini meluas, warga Ukraina tetap berusaha merayakan Natal. Seorang penduduk Kyiv, Oleksandra, menyatakan bahwa perayaan tidak dibatalkan.
“Natal tetap kami rayakan. Setelah aman, saya akan menikmati makanan tradisional bersama keluarga,” ujarnya.
Ini adalah tahun kedua Ukraina merayakan Natal pada Rabu (25/12/2024), menggantikan tradisi sebelumnya pada 7 Januari 2024 yang mengikuti kalender Julian. Perubahan ini dilakukan sebagai simbol perlawanan budaya terhadap Rusia.
“Kejahatan Rusia tidak akan mematahkan Ukraina atau menghancurkan Natal,” ujar Zelenskyy, dikutip dari Le Monde.