Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi(pixels.com/Yena Kwon)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mendesak sebuah perusahaan milik negara untuk melipatgandakan produksi misilnya. Pernyataan yang disampaikan pada Selasa (2/5/2023) itu, menyikapi kemungkinan serangan balasan Ukraina.

Dalam pertemuan dengan petinggi militer Rusia, Shoigu mengatakan Korporasi Rudal Taktis milik negara telah memenuhi kontraknya tepat waktu. Meski begitu, menurutnya, saat ini sangat diperlukan menggandakan produksi senjata presisi tinggi dengan jangka waktu sesingkat mungkin.

Baik Moskow maupun Kiev dikabarkan sedang mengalami krisis amunisi. Para analisis mencoba untuk mencari tahu apakah Rusia sedang mengalami amunisi presisi tinggi. Sebab, serangan rentetan misilnya terhadap Ukraina semakain jarang terjadi dan dengan skala yang lebih kecil.

1. Melipatgandakan produksi rudal diduga untuk mengalaihkan isu kurangnya amunisi rudal Rusia

Melansir Al Jazeera, pada Rabu, Institute for the Study of War mengatakan komentar Shoigu tentang produksi rudal itu kemungkinan dirancang untuk mengalihkan klaim bahwa kementeriannya tidak dapat menjaga pasukan Rusia dengan amunusi yang cukup.

Selain itu, Shoigu juga dinilai ingin menunjukan bahwa dirinya mampu tampil secara proaktif di tengah kekhawatiran serangan balasan Ukraina di waktu mendatang.

Akan tetapi, pada Selasa, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa masalah logistik tetap menjadi masalah inti dari invasi Rusia di Ukraina. Inggris juga mengatakan Rusia tidak memiliki cukup amunisi saat ini untuk mencapai keberhasilan dalam penyerangan.

2. Ukraina sudah bersiap untuk melakukan serangan balasan

Editorial Team

Tonton lebih seru di