AS resmi keluar dari perjanjian Open Skies, pada November bulan lalu setelah menganggap Rusia telah melanggar perjanjian.Sumber:unplash.com/John Torcasio
Pada Mei 2020 AS menuduh Rusia telah melanggar perjanjian dan menyelesaikan penarikan pihaknya dari perjanjian pada bulan November. AS keluar dari kesepakatan kontrol dan verifikasi senjata.
Melansir dari Associated Press, Rusia membantah telah melanggar dengan alasan bahwa batasan terbang di atas wilayah Kaliningrad, yang menampung pasukan militer cukup besar sesuai dengan ketentuan perjanjian. Wilayah Kaliningrad paling barat terletak di antara wilayah dua anggota NATO, Lituania dan Polandia. Rusia justru menganggap bahwa pembatasan AS di Alaska justru jauh lebih luas.
Kepala komite urusan luar negeri di majelis rendah parlemen Rusia, Leonid Slutsky telah menyampaikan dalam pidato yang ditayangkan televisi pada hari Jumat, yang menyampaikan Rusia akan meninjau kembali keputusannya untuk mundur, bila AS bersedia untuk kembali menjadi anggota perjanjian tersebut, tetapi mengakui bahwa hal tersebut sulit terwujud.
Melansir dari Daily Mail, Rusia telah memperingatkan bahwa tindakan AS keluar dari perjanjian akan menggangu keamanan global karena akan kesulitan menafsirkan niat negara lain, terutama di tengah ketegangan Rusia-Barat setelah aneksasi Rusia atas Krimea, Ukraina pada 2014.
Uni Eropa telah meminta agar AS kembali dalam perjanjian dan meminta Rusia untuk tidak melanjutkan niatnya dan mencabut batasan penerbagan di Kaliningrad.