Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi angkatan bersenjata Ukraina (pixabay.com/Oleg Mityukhin)
Ilustrasi angkatan bersenjata Ukraina (pixabay.com/Oleg Mityukhin)

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah terlibat dalam konflik di Ukraina.

"De facto mereka telah menjadi pihak tidak langsung dalam konflik ini, memompa Ukraina dengan senjata, teknologi, informasi intelijen, dan sebagainya," kata Peskov dalam jumpa pers reguler, pada Selasa (10/1/2023), dikutip dari Reuters.

Pernyataan itu muncul usai Sekretaris Dewan Keamanan Moskow, Nikolai Patrushev, mengatakan bahwa Rusia saat ini melawan aliansi NATO di Ukraina, termasuk AS dan Inggris. 

1. Perang di Ukraina dianggap konfrontasi militer antara Rusia dan NATO

Ilustrasi tentara (Pixabay.com/Defence-Imagery)

Dilansir Reuters, Patrushev dipandang oleh para diplomat sebagai pejabat berpengaruh bagi Presiden Vladimir Putin. Ia telah berjanji untuk meraih kemenangan di Ukraina, meskipun pasukannya mengalami rentetan kemunduran di medan perang.

"Peristiwa di Ukraina bukanlah bentrokan antara Moskow dan Kiev, ini adalah konfrontasi militer antara Rusia dan NATO, dan terutama AS dan Inggris," kata Patrushev kepada surat kabar Argumenty i Fakty.

“Rencana Barat adalah untuk terus memisahkan Rusia, dan akhirnya menghapusnya dari peta politik dunia,” sambung Patrushev.

AS telah membantah tuduhan soal ingin menghancurkan Rusia. Sementara, Presiden Joe Biden memperingatkan bahwa konflik antara Rusia-NATO bisa memicu Perang Dunia Ketiga. 

Invasi Rusia ke Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah memicu salah satu konflik Eropa paling mematikan sejak Perang Dunia II dan Perang Dingin antara Uni Soviet-AS, di mana hampir memicu perang nuklir saat krisis rudal Kuba tahun 1962.

2. AS disebut telah menyebarkan kekacauan di banyak negara

Ilustrasi perang (pixabay.com/WikiImages)

Patrushev merupakan eks mata-mata Uni Soviet yang telah lama mengenal Vladimir Putin sejak 1970-an. Pada 2021, ia menolak peringatan dari Direktur CIA, William Burns, mengenai invasi Rusia ke Ukraina.

Sesuai pandangan era Soviet terhadap Barat, Patrushev mengatakan bahwa elite politik Barat bertindak korup dan dikendalikan oleh perusahaan transnasional serta klan bisnis. Mereka semua, kata Patrushev, merencanakan dan melaksanakan revolusi warna di seluruh dunia.

"Negara Amerika hanyalah cangkang bagi konglomerat perusahaan besar yang menguasai negara dan mencoba mendominasi dunia," ungkap Patrushev, dilansir Al Arabiya.

Lebih lanjut, Patrushev menyebut bahwa AS telah menyebarkan kekacauan di Afghanistan, Vietnam dan Timur Tengah. Tak hanya itu, Washington juga dituduh berusaha melemahkan budaya dan bahasa unik Rusia selama bertahun-tahun.

3. Rusia akan meraih kedaulatan ekonomi dan kemandirian finansial

Ilustrasi bendera Rusia (pixabay.com/IGORN)

Patrushev mengatakan bahwa Rusia merupakan korban rencana Barat, yang ingin mendorong negaranya ke perbatasan Muscovy seperti abad ke-15. 

Oleh karena itu, Rusia akan meraih kedaulatan ekonomi dan kemandirian finansial, sembari membangun angkatan bersenjatanya dan layanan khusus demi mencegah agresor potensial.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team