Vladimir Putin (Twitter.com/TheRealDWoo)
Tindakan keras terbaru polisi Rusia terhadap pendukung Navalny sepertinya tidak sekeras yang dilakukan pada awal tahun. Pada Januari 2021, sekitar 5.000 pendukung Navalny ditahan karena melakukan protes besar di seluruh Rusia.
Jaksa penuntut Rusia telah menyerukan yayasan antikorupsi dan kantor politiknya di seluruh negeri untuk dilarang dan dianggap sebagai "ekstremis." Kremlin sepertinya tidak akan berkompromi untuk Navalny. Intervensi dari politisi Barat juga tidak banyak membantu mengurangi krisis.
Menurut BBC, pembuat film dari Ukraina bernama Oleh Sentsov yang pernah di penjara oleh Rusia mengatakan bahwa Rusia tidak menginginkan Navalny mati. "Percayalah, mereka akan mengkhawatirkan Alexei. Mereka tidak ingin dia mati," katanya.
Sentsov dipenjara karena tuduhan mata-mata. Di dalam penjara, ia melakukan mogok makan selama berbulan-bulan dan hanya minum air putih. Dia akhirnya dibebaskan setelah tekanan internasional oleh orang-orang yang menganggap penuntutannya bersifat politis.
Meski begitu, saat ini kondisi berbeda. Hubungan luar negeri Rusia dengan Barat, baik itu EU, NATO atau Amerika Serikat, sedang memburuk dan mencapai titik terendah karena masalah Ukraina. Vladimir Putin menilai Barat terlalu mencampuri urusan Ukraina, Belarusia dan Navalny.
Melansir dari laman The Guardian, dalam pidato kenegaraannya pada hari Rabu, Putin mengatakan bahwa mereka yang mengancam "kepentingan inti" Rusia akan "menyesalinya." Putin berusaha menggambarkan protes di Ukraina, Belarus, atau pendukung Navalny di Rusia sebagai perpanjangan dari kebijakan luar negeri AS.