Serangan terhadap Balai Kota Crocus terjadi hanya dua minggu setelah kedutaan AS di Rusia memperingatkan bahwa ISIS berencana melakukan serangan di Moskow.
“Kami telah memperingatkan Rusia dengan tepat,” kata seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya.
Beberapa jam sebelum peringatan dari kedutaan, badan keamanan Rusia, FSB, mengatakan bahwa pihaknya telah menggagalkan serangan terhadap sinagog di Moskow oleh afiliasi ISIS di Afghanistan, atau yang dikenal sebagai ISIS-Khorasan (ISIS-K)
“ISIS-K telah terpaku pada Rusia selama dua tahun terakhir, sering kali mengkritik Putin dalam propagandanya,” kata Colin Clarke dari Soufan Center, organisasi untuk penelitian dan kebijakan mengenai masalah keamanan global.
ISIS sendiri telah mengklaim melakukan serangan mematikan di Timur Tengah, Afghanistan, Pakistan, Iran, Eropa, Filipina, dan Sri Lanka. Kompok militan ini dulunya pernah berusaha menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah.
AS, negara-negara Eropa, Arab dan banyak negara bekas Uni Soviet menyatakan keterkejutannya dan menyampaikan belasungkawa atas penembakan massal tersebut. Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak membantah adanya keterlibatan Ukraina, setelah mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menuding serangan itu dilancarkan oleh orang Ukraina.
Dewan Keamanan PBB juga mengutuk kejadian itu dengan menyebutnya sebagai serangan teroris yang keji dan pengecut.