Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Anak-anak Afghanistan di ibukota Kabul pada tahun 2020. (Unsplash.com/Sohaib Ghyasi)

Kabul, IDN Times - Sejak kelompok Taliban menguasai ibukota Kabul pada Minggu, 15 Agustus lalu, secara de facto Afghanistan dapat disebut telah berada di bawah kekuasaannya. Negara-negara Barat sibuk mengevakuasi diplomat, juga orang-orang Afghanistan yang selama perang dua dekade membantu mereka.

Namun sisi lain diperlihatkan oleh Rusia. Negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu berdiri pada posisi yang berlawanan dengan Barat. Rusia sampai saat ini tidak berusaha mengevakuasi diplomat dan pejabat di kantor Kedutaan karena Taliban menjanjikan keamanan.

Selain itu, pada hari Jumat (20/8), utusan Kremlin untuk Afghanistan yang bernama Dmitry Zhirnov dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada alternatif lain di negara Afghanistan selain kelompok Taliban. Taliban dengan sangat jelas telah menguasai sebagian besar Afghanistan.

1. Sebagian besar ibukota Kabul tenang dan kekacauan hanya terjadi di bandara

Selama hampir sepekan terakhir, media-media mempublikasikan bagaimana kacaunya bandara internasional Kabul. Bandara tersebut dipenuhi dengan warga Afghanistan yang takut jadi target pembunuhan Taliban, dan mereka ke sana untuk pergi dari negaranya.

Kekacauan di bandara itu telah menewaskan seikitnya 12 orang. Ribuan lainnya telah dievakuasi oleh Amerika Serikat dan negara Barat lain. Indonesia sendiri juga ikut mengevakuasi warganya untuk kembali ke tanah air.

Melansir kantor berita Al Jazeera, suasana ibukota yang telah ditaklukkan itu, oleh para pejabat NATO dan Taliban sendiri dikatakan dalam kondisi yang sebagian besar tenang. Kekacauan hanya terjadi di bandara saja.

Malik Mudassir, jurnalis BBC yang masih berada di Kabul juga meliput suasana pusat kota yang tenang dan para milisi Taliban yang berpatroli terkesan ramah kepadanya. Mudassir bahkan mencoba untuk masuk Istana Kepresidenan tapi dengan santun milisi Taliban tidak memperbolehkannya karena butuh izin komando tertinggi.

"Kota ini begitu sunyi dan tenang. Saya tidak percaya bahwa kekuasaan atas ibu kota Afganistan ini telah berpindah tangan setelah 20 tahun. Semuanya begitu sunyi," tulis Mudassir dalam liputannya menggambarkan suasana ibukota Kabul.

2. Tidak ada alternatif di Afghanistan selain Taliban

Editorial Team

EditorPri Saja

Tonton lebih seru di