Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. (twitter.com/mfa_russia)

Jakarta, IDN Times- Menteri Luar Neger Rusia, Sergey Lavrov, menuduh Amerika Serikat (AS) dan NATO berusaha menggagalkan negosiasi damai dengan Ukraina. Keterangan itu dipublikasikan melalui situas Kementerian Luar Negeri Rusia pada Sabtu (30/4/2022).

Lavrov menilai, keputusan NATO untuk memasok senjata ke Ukraina bertujuan agar Kiev terus berperang dengan Moskow. Ia menambahkan, jika NATO memang berniat mewujudkan perundingan damai, seharusnya mereka berhenti memasok senjata ke Ukraina.

"NATO secara terbuka menyatakan dukungan untuk Kiev. Berbagai senjata dikirim ke Ukraina melalui Polandia dan negara-negara NATO lainnya tanpa akhir. NATO melakukan berbagai cara untuk mencegah penyelesaian konflik melalui politik," kata Lavrov. 

"Semua ini dilakukan dengan dalih melawan invasi, tetapi, pada kenyataannya, AS dan Uni Eropa berniat untuk memerangi Rusia sampai pasukan Ukraina terakhir, dan mereka sama sekali tidak peduli dengan nasib Ukraina," tambah dia, dilansir The Guardian

1. Provokasi NATO menjadi alasan invasi Rusia ke Ukraina

Dilansir Republic World, Lavrov juga menuduh selama bertahun-tahun AS dan sekutunya telah membuat konflik di Ukraina semakin memanas. Tindakan NATO untuk memasok senjata dan melatih pasukan Ukraina dianggap sebagai dukungan terhadap tindakan anti-Rusia.

"Selama beberapa tahun terakhir, AS dan sekutunya tidak melakukan apa pun untuk menghentikan konflik di dalam Ukraina. Mereka rezim Kiev dengan senjata, melatih dan mempersenjatai tentara Ukraina dan batalion nasionalis, serta meningkatkan aktivitas militer dan politik mereka di Ukraina. Mereka mendorong tindakan agresif anti-Rusia yang dilancarkan otoritas Kiev," kata Lavrov.

"Kondisi inilah yang membuat Rusia tidak mempunyai pilihan selain mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk dan meluncurkan operasi militer khusus untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina," tutur dia. 

2. Tuduh NATO memperalat Ukraina

Editorial Team

Tonton lebih seru di