Para napi protes agar ada pemisahan antara yang terinfeksi virus corona dan yang tidak terinfeksi. Ilustrasi (pexels.com/Marco Allasio)
Padatnya penghuni penjara di Sri Lanka adalah pemicu lain dari beberapa kerusuhan yang terjadi. Sebelumnya, seorang narapidana yang mencoba kabur dengan cara memanjat tembok dan jatuh, meninggal dunia di tengah kerusuhan penjara di wilayah Bogambara tengah, sekitar 120 kilometer arah timur laut ibukota Kolombo.
Melansir dari laman Associated Press, pengacara dari Komite Perlindungan Hak-Hak Narapidana, Senaka Perera, para narapidana merasa frustrasi karena permohonan mereka tentang pemisahan napi yang terinfeksi sepertinya diabaikan oleh petugas lebih dari satu bulan lamanya (30/11). Frustrasi tersebut menyebabkan timbulnya protes yang berujung kerusuhan besar di dalam penjara.
Lonjakan infeksi virus corona di Sri Lanka terjadi dalam dua klaster. Klaster pertama di sebuah pabrik garmen dan klaster kedua di pasar ikan. Keduanya berada di pinggiran ibukota Kolombo. Dari dua klaster tersebut terdapat 19.000 lebih kasus infeksi yang dikonfirmasi. Dalam laporan terpisah, infeksi juga telah menyerang penjaga penjara. Setidaknya ada 50 orang penjaga penjara yang dikonfirmasi terinfeksi virus corona.