Tentara Afrika Selatan di Republik Demokratik Kongo. (twitter.com/SANDF_ZA)
Pekan lalu, Rwanda sudah melayangkan permintaan kepada Dewan Keamanan PBB untuk tidak mendukung pasukan misi Afrika Selatan (SADC) di Republik Demokratik Kongo. Pemerintah mendesak PBB untuk mengambil langkah diplomasi untuk menyelesaikan tensi.
Dilaporkan News24, Rwanda menekankan, dukungan dan pengiriman tentara Afrika Selatan di RD Kongo bagian timur akan menimbulkan pecahnya konflik regional. Sebagai informasi, tentara Afrika Selatan juga dibantu oleh pasukan dari Tanzania, Malawi dan RD Kongo.
Kigali menambahkan pengiriman pasukan berpotensi menyeret masuk Burundi dalam ketegangan Rwanda-RD Kongo. Selama ini, Burundi mendukung RD Kongo karena menuding Rwanda membantu pemberontak RED Tabara yang melancarkan serangan ke teritorinya.
Selain itu, Rwanda menuding komunitas internasional tidak menyelesaikan akar permasalahan konflik di RD Kongo bagian timur. Kigali menyebut RD Kongo mendukung Democratic Forces for the Liberation of Rwanda (FDLR) yang melakukan genosida di negaranya pada 1994.