Ilustrasi Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)
Melansir France 24, di Republik Demoratik Kongo terdapat lebih dari 120 kelompok bersenjata berkeliaran. Untuk membasmi para pemberontak di Ituri dan Kivu Utara, pihak berwenang telah menempatkan militer pada posisi berwenang untuk mempercepat upaya keamanan.
kelompok teroris yang dianggap paling berbahaya di wilayah itu adalah ADF yang didirikan pada 1995. ADF sejak 2013 telah disalahkan atas pembantaian, penculikan, dan penjarahan, yang menimbulkan korban jiwa hingga ribuan orang. Sejak Januari 2021 hingga Januari 2022, serangannya telah menewaskan lebih dari 1.300 orang.
Kelompok lainnya yang melakukan serangan di Ituri adalah milisi CODECO, yang mengklaim mewakili komunitas Lendu melawan kelompok saingan Hema dan pasukan keamanan.
Di Kivu Utara ada pemberontakan yang dilakukan M23, kelompok pemberontak yang mewakili etnis Tutsi.
Di Kivu Selatan, serangan teroris juga dilakukan oleh kelompok-kelompok dari Banyamulenge, sebuah komunitas Tutsi Kongo dan juga ada milisi etnis yang disebut Pasukan Bela Diri Biloze Bishambuke. Kedua kelompok itu pernah bertempur pada akhir April, yang menewaskan enam orang.