Ilustrasi sistem pertahanan udara (twitter.com/oleksiireznikov)
Militer Korsel mengatakan, roket tersebut mengalami penerbangan abnormal sebelum jatuh. Sementara, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan, tidak ada benda apapun yang mencapai luar angkasa.
“Sangat mengesankan ketika rezim Korea Utara benar-benar mengakui kegagalan, tetapi akan sulit untuk menyembunyikan fakta kegagalan peluncuran satelit secara internasional, dan rezim tersebut kemungkinan akan menawarkan narasi yang berbeda di dalam negeri,” kata Leif-Eric Easley, profesor di Universitas Ewha di Seoul, mengutip The Guardian.
“Hasil ini juga menunjukkan bahwa Pyongyang dapat segera melakukan provokasi lain, sebagian untuk menebus kemunduran hari ini.” sambung dia.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adam Hodge mengatakan, Washington mengutuk keras peluncuran tersebut. Sebab, katanya, Korut telah menggunakan teknologi rudal balistik yang terlarang, meningkatkan ketegangan dan mempertaruhkan keamanan yang tidak stabil di kawasan dan sekitarnya.
Setelah peluncuran terdeteksi, penduduk di Seoul mendapat peringatan evakuasi melalui pengeras suara dan ponsel. Peringatan serupa juga muncul di prefektur Okinawa, Jepang, yang diduga kena jangkauan jalur peluncuran roket.
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan, Tokyo berencana untuk mempertahankan sistem pertahanan rudal yang telah ditempatkan di wilayah selatan dan perairan barat daya hingga 11 Juni.