Jakarta, IDN Times - Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dirilis pada Kamis (26/1/2023), mengatakan bahwa produksi opium di Myanmar telah berkembang pesat sejak rezim militer berkuasa mulai 2021.
Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) mencatat, budidaya opium meningkat hingga 33 persen pada tahun lalu. Hal ini membalikkan tren penurunan yang telah dicapai negara itu selama enam tahun sebelum kudeta militer.
"Pertumbuhan yang kita saksikan dalam bisnis narkoba berhubungan langsung dengan krisis yang dihadapi negara ini. Dampaknya terhadap kawasan ini sangat besar, dan negara tetangga perlu menilai dan secara terbuka menangani situasi tersebut, dan mereka perlu mempertimbangkan beberapa pilihan yang sulit," kata Perwakilan regional UNODC, Jeremy Douglas, dikutip dari Aljazeera.