Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tank-tank Israel di Tepi Barat (Aokiji Sama, CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons)
ilustrasi tank-tank Israel di Tepi Barat (Aokiji Sama, CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Hamdan Ballal dibebaskan setelah diserang pemukim dan ditahan oleh tentara Israel.
  • Ballal ditahan selama 24 jam dengan mata tertutup, dipaksa tidur di bawah AC yang sangat dingin.
  • Pemukim Israel menyerang desa Susya di Tepi Barat, meningkat drastis sejak kemenangan Oscar No Other Land.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Hamdan Ballal, salah satu sutradara film dokumenter pemenang Oscar, No Other Land, telah dibebaskan setelah sempat diserang pemukim dan ditahan oleh tentara Israel.

Ballal dan dua warga Palestina lainnya dilaporkan meninggalkan kantor polisi di pemukiman Kiryat Arba, Tepi Barat yang diduduki, tempat mereka ditahan pada Selasa (25/3/2025). Ballal mengalami memar di wajah dan terdapat darah di pakaiannya.

“Setelah diborgol sepanjang malam dan dipukuli di sebuah pangkalan militer, Hamdan Ballal kini bebas dan akan segera pulang ke keluarganya," tulis rekan sutradaranya, Yuval Abraham, dalam sebuah unggahan di media sosial X pada Selasa.

1. Ditahan dengan mata tertutup dan tidur di bawah AC yang sangat dingin

Dilansir The Guardian, Ballal mengatakan bahwa ia ditahan di pangkalan militer dengan kondisi mata tertutup selama 24 jam, dan dipaksa tidur di bawah AC yang sangat dingin.

“Seluruh tubuh saya sakit. Saya mendengar suara para tentara, mereka menertawakan saya. Saya mendengar ‘Oscar’ tetapi saya tidak mengerti bahasa Ibrani," ungkapnya kepada media.

Lea Tsemel, pengacara yang mewakili ketiga pria tersebut, mengatakan bahwa mereka hanya menerima perawatan seadanya atas luka-luka akibat serangan pemukim Israel. Ia juga tidak dapat mengakses ketiganya selama beberapa jam setelah penangkapan mereka.

Tsemel sebelumnya mengatakan bahwa mereka dituduh melemparkan batu ke arah seorang pemukim Israel. Namun, ketiga pria tersebut membantah tuduhan itu.

2. Pemukim Israel lancarkan serangan saat warga Muslim Palestina berbuka puasa

Menurut keterangan saksi, sekitar dua lusin pemukim Israel, beberapa di antaranya bertopeng dan membawa senjata, menyerang desa Susya di Tepi Barat pada Senin (24/3/2025) malam saat warga sedang berbuka puasa. Tentara yang datang menodongkan senjata ke arah warga Palestina, sementara pemukim terus melemparkan batu.

Istri Ballal, Lamia, mengatakan bahwa ia mendengar suaminya dipukuli di luar rumah, sementara ia bersembunyi di dalam bersama ketiga anak mereka. Ia mendengar suaminya berteriak “Saya sekarat!” dan memanggil ambulans. Dari jendela, ia melihat tiga pria berseragam memukuli Ballal dengan popor senapan mereka, dan satu orang lagi yang mengenakan pakaian sipil tampak merekam serangan tersebut.

“Tentu saja, setelah Oscar, mereka semakin menyerang kami. Saya merasa ketakutan," ujar Lamia.

Pada Senin, militer Israel mengatakan bahwa mereka telah menahan tiga warga Palestina yang diduga melempar batu ke arah pasukan keamanan serta seorang warga sipil Israel yang terlibat dalam konfrontasi kekerasan.

3. Serangan meningkat sejak kemenangan Oscar

Basel Adra, salah satu sutradara No Other Land sekaligus aktivis Palestina terkemuka di wilayah tersebut, menyatakan bahwa serangan oleh pemukim dan pasukan Israel telah meningkat drastis sejak kemenangan Oscar.

“Tak ada yang bisa menghentikan kekerasan ini, dan para tentara hanya ada di sana untuk memfasilitasi serta membantu serangan. Kami menjalani hari-hari yang kelam di sini, di Gaza, dan seluruh Tepi Barat. Tak ada yang menghentikan ini," ujarnya, dilansir dari Al Jazeera.

Ballal dan rekan-rakannya hadir di Academy Awards ke-97 di Los Angeles pada awal Maret 2025, ketika No Other Land meraih penghargaan Oscar untuk Film Dokumenter Terbaik. Film ini mengisahkan perjuangan di Masafer Yatta, sebuah komunitas yang terdiri dari sekitar 20 desa, serta persahabatan antara Adra dan Abraham.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah