Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
CEO dan pendiri Rappler Maria Ressa (www.twitter.com/@rapplerdotcom)

Jakarta, IDN Times - Setelah sempat ditahan di kantor Biro Nasional Investigasi (NBI) selama 21 jam, CEO Rappler, Maria Ressa akhirnya bisa menghirup udara bebas pada Kamis (14/2). Ia dibebaskan usai membayar uang jaminan senilai 100 ribu Peso atau setara Rp27 juta. 

Kuasa hukum Maria, JJ Disini, langsung berangkat menuju ke Pengadilan Regional Manila (RTC) begitu mereka membuka kantornya pada hari ini untuk membayar uang jaminan yang telah ditetapkan oleh Hakim Rainelda Estacio Montesa. Maria tiba di pengadilan sekitar pukul 11:30 waktu setempat untuk menghadap hakim. 

Semula, proses penangguhan penahanan diproses oleh Hakim Rainelda. Tetapi, ia sedang bertugas di pengadilan lain. Alhasil, proses penangguhan diurus oleh Hakim Maria. 

Lalu, apa yang disampaikan oleh Maria begitu ia akhirnya berhasil keluar dari ruang tahanan kantor BNI? Yang pasti begitu ia dibebaskan, perempuan yang masuk ke dalam jajaran Persons of the Year 2018 versi Majalah Times itu, memutuskan langsung bekerja. 

1. Ini merupakan kali keenam Maria Ressa membayar uang jaminan agar terhindar dari bui

Instagram/@maria_ressa

Dalam keterangannya kepada media pada siang tadi waktu setempat, Maria menyebut ini merupakan kali keenam ia harus membayar uang jaminan supaya tidak dibui. Di antara enam proses penjaminan yang harus ia bayar, penahanan terakhir lah yang dibayar dengan harga paling mahal. 

"Ini merupakan kali keenam saya membayar uang jaminan dalam waktu dua bulan. Uang jaminan kali ini hanya untuk satu tuduhan dan nilainya 100 ribu Peso (atau setara Rp27 juta). Ini merupakan nominal uang jaminan terbesar yang pernah saya bayarkan," kata Maria dalam video yang direkam oleh Rappler pada siang tadi. 

Ia pun mengaku baru kali pertama menjalani proses penahanan. Begitu ia dibebaskan, Maria langsung kembali ke kantor Rappler. Tiba di ruang redaksi, seluruh kru Rappler menyambutnya dengan tepuk tangan meriah. 

2. Maria Ressa menilai pemerintahan Duterte menggunakan aturan hukum yang ada untuk membungkam kritik

Editorial Team

Tonton lebih seru di