Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, bertindak cepat untuk memberlakukan tindakan keras terhadap migrasi perahu. Dia memberi tahu kapal-kapal amal yang melintasi Mediterania untuk menyelamatkan para migran dengan membawanya ke negara lain.
Merespons tindakan Meloni, badan amal asal Spanyol, Salvamento Maritimo Humanitaro, mengatakan akan menunda rencana misi penyelamatan migran. Sebab, pihaknya khawatir akan risiko penyitaan kapal oleh otoritas Italia.
Menteri Transportasi Italia Matteo Salvini, kepala partai Liga yang antimigran, menyambut baik perkembangan tersebut. Menurutnya, tindakan Meloni membuat negaranya terhindar dari perdagangan manusia.
"Selanjutnya seperti ini. Italia tidak akan menjadi kaki tangan perdagangan manusia. Apakah ada yang mulai mendapatkan ini?" ujar Salvini.
Awalnya, Meloni menahan empat kapal di laut, namun dua di antaranya diizinkan untuk berlabuh di Sisilia pada akhir pekan. Pihaknya hanya menyelamatkan migran yang paling rapuh seperti wanita dan anak-anak, dan meninggalkan sekitar 250 orang yang masih berada didalam kapal tersebut
Kapten dari dua kapal, yang satunya dioperasikan badan amal Jerman SOS Humanity dan lainnya oleh Doctor Without Borders asal Prancis, telah menolak perintah untuk berlayar lagi dengan migran yang tersisa. Keduanya bersikeras akan menantang dekrit itu melalui pengadilan, dikutip dari Al Jazeera.
Ocean Viking, kapal ketiga yang dijalankan oleh badan amal Prancis SOS Mediterrane, tetap berada di lepas pantai Sisilia yang didalamnya ada sekitar 234 migran. Mereka dijemput dari Libya 17 hari yang lalu dan berulang kali meminta akses ke pelabuhan Italia.