Pada Sabtu malam (8/4), Juru Bicara Militer AS di Pasifik, Komandan Dave Benham mengumumkan bahwa kapal perang USS Carl Vinson tengah menuju Semenanjung Korea. Perjalanan itu disebut dalam rangka deterrence atau tindak pencegahan terhadap Korea Utara yang dinilai oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengancam stabilitas di kawasan Asia Timur.
Saat itu, dan tentu saja beberapa hari setelahnya, seluruh dunia menantikan apa pergerakan berikutnya dari kedua negara, apakah hanya akan saling melempar ancaman atau benar-benar terlibat dalam konfrontasi militer. Tensi dan kewaspadaan tinggi itu pun menjadi kebingungan ketika pada 15 April Angkatan Laut AS melaporkan di mana posisi USS Carl Vinson sebenarnya.