Polisi paramiliter membentuk formasi di Lapangan Tiananmen dekat Balai Agung Rakyat, Beijing, Tiongkok, pada 19 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter
"Apakah Majelis Kesehatan (Dunia) siap mengadopsi rancangan resolusi seperti yang diusulkan? Karena saya tak melihat ada permintaan untuk berdebat, saya menganggap tidak ada yang keberatan dan oleh karena itu resolusi diadopsi," kata Presiden WHA Keva Bain.
Namun menurut laporan The Guardian, rancangan resolusi itu tidak menyebutkan Tiongkok secara khusus, melainkan fokus pada bagaimana respons global, termasuk WHO, terhadap pandemik COVID-19 yang masih belum berakhir hingga saat ini. Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebut rancangan itu berbeda dari yang diusulkan Australia.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan dalam sebuah konferensi pers akhir April lalu bahwa dunia perlu tahu tentang asal-usul virus corona dan bagaimana penyebarannya. Menurutnya, investigasi mandiri penting untuk menjadi pelajaran bagi setiap negara.
"Ini tampaknya wajar dan masuk akal bahwa dunia menginginkan adanya asesmen mandiri soal bagaimana ini semuanya terjadi, jadi kita bisa mempelajari pelajarannya dan mencegahnya timbul kembali," kata Morrison.
Bagi Tiongkok saat itu, usulan Australia dianggap sangat bermuatan agenda politik. Lewat misi diplomatiknya, Beijing menyampaikan protes. Australia sampai memanggil Duta Besar Tiongkok Jingye Cheng karena "mengeluarkan ancaman soal balas dendam ekonomi" terhadap Australia setelah Morrison mengeluarkan pernyataan.
Dalam wawancara dengan Australian Financial Review, Jingye mengindikasikan masyarakat Tiongkok bisa saja memboikot produk-produk Australia atau memutuskan tak mengunjungi Negeri Kanguru, jika Canberra terus menggemakan usulan investigasi mandiri.
"Mungkin juga warga biasa akan berkata mengapa kami harus minum anggur Australia atau makan daging Australia?" kata Jingye.