Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gedung Capitol Hill Amerika Serikat. (Wikimedia.org/Martin Falbisoner)
Gedung Capitol Hill Amerika Serikat. (Wikimedia.org/Martin Falbisoner)

Washington, IDN Times – Ancaman protes bersenjata dengan potensi menimbulkan kekerasan yang diperingatkan oleh FBI, telah membuat seluruh negara bagian Amerika Serikat menerapkan langkah waspada. Polisi dan pasukan Garda Nasional telah dikerahkan ke kantor-kantor pemerintah negara bagian untuk melakukan pengamanan.

Pada hari Minggu, 17 Januari 2021, demonstran melakukan unjuk rasa di beberapa negara bagian seperti Ohio, Carolina Selatan, Texas dan Michigan. Para demonstran datang dengan beberapa dilaporkan membawa serta senjata.

Di beberapa lokasi, para demonstran mengidentifikasi diri mereka sebagai kelompok Boogaloo Bois, kelompok ekstrimis sayap kanan yang anti-pemerintah dan pro-kepemilikan senjata api.

Kelompok Boogaloo Bois disebut-sebut sebagai kelompok yang berharap terjadinya perang saudara kedua dengan tujuan penggulingan pemerintah Amerika Serikat.

1. Titik api pertama

Kelompok neo fasis Boogaloo Bois. (Wikimedia.org/Anthony Crider)

Lebih dari selusin negara bagian di Amerika Serikat telah mengaktifkan pasukan Garda Nasional mereka untuk melakukan penjagaan khususnya di kantor-kantor pemerintah. Pejabat keamanan AS memperkirakan bahwa protes pendukung Donald Trump akan mulai dilakukanpada hari Minggu, 17 Januari 2021.

Melansir dari kantor berita Reuters, pekan lalu kelompok Boogaloo Bois telah membuat rencana demonstrasi di seluruh AS yang berjumlah 50 negara bagian. Hari Minggu diperkirakan oleh pejabat keamanan sebagai titip api pertama protes tersebut (17/1).

Namun, dari mulai pagi hingga malam hari, informasi yang disampaikan oleh banyak media mengatakan bahwa jumlah para demonstran hanya terdiri dari beberapa gelintir orang.

Jumlah mereka justru lebih sedikit dari beberapa awak media yang hadir untuk meliput rencana demonstrasi penolakan pelantikan Joe Biden-Kamala Harris.

Troy Thompson, juru bicara Departemen Layanan Umum Pennsylvania mengaku senang karena pada hari Minggu tidak ada protes yang cukup berarti.

Rencana demonstrasi besar yang akan dilakukan lebih cenderung senyap. “Hari ini tidak ada acara (demonstrasi) dan kami senang” ujar Thompson.

2. Protes kecil di beberapa negara bagian

Segelintir demonstran pendukung Trump di Minnesota. (twitter.com/Aaron Lavinsky)

Banyak media terus memantau perkembangan rencana aksi demonstrasi para pendukung Donald Trump. Tapi pada hari Minggu, di beberapa negara bagian AS, hanya ada beberapa protes kecil yang melibatkan segelintir demonstran.

Melansir dari laman The Guardian, di Oregon yang terletak di Pantai Barat Amerika, ada delapan anggota Boogaloo Bois yang bersenjata lengkap. Sedangkan reporter yang berada di lokasi untuk meliput ada 20 orang (18/1).

Di negara bagian Michigan, sekitar selusin anggota kelompok Boogaloo Bois hadir selama sekitar 30 menit. Mereka kemudian membubarkan diri.

Di Ohio, ada sekitar dua lusin anggota Boogaloo Bois yang unjuk rasa di depan gedung DPR kota. Beberapa diantaranya bersenjata senapan serbu dan mengenakan perlengkapan militer.

Jumlah para pengunjuk rasa dari kelompok yang mengaku Boogaloo Bois hanya sedikit. Di New Hampshire, ada lima orang dan di Arizona, ada 10 demonstran yang berunjuk rasa di depan gedung DPR. Dua diantaranya memakai kemeja bergaya Hawaii dan senapan gaya militer.

Sebagian besar wilayah negara bagian AS, lebih sedikit lagi demonstran yang hadir. Kelompok sayap kanan Boogaloo Bois telah dituding terlibat dalam beberapa aksi kekerasan, termasuk pembunuhan petugas keamanan federal, dan wakil Sheriff California.

Mereka juga dituduh memicu rusuh dengan bom molotov ketika unjuk rasa Black Lives Matter terjadi di Las Vegas. Beberapa orang juga dianggap bersekongkol menculik gubernur Michigan dari Partai Demokrat, namun rencana tersebut gagal.

3. Petugas keamanan tidak akan lengah

Petugas keamanan di gedung pemerintahan Utah, menjaga sekitar dua lusin demonstran. (twitter.com/Daniel Woodruff)

Ancaman demonstrasi besar di seluruh negara bagian AS usai penyerbuan gedung Capitol Hill di Washington DC pada 6 Januari 2021, telah bergaung dan ditanggapi secara serius oleh pejabat keamanan pemerintah federal.

Para polisi dan personel Garda Nasional diturunkan untuk berjaga dan waspada kemungkinan aksi yang menimbulkan risiko kekerasan. Gedung-gedung pemerintah di sebagian besar negara bagian juga telah dipasangi pagar pembatas sebagai langkah pencegahan.

Namun, demonstrasi pada hari Minggu 17 Januari, hanya menarik kerumunan kecil orang dan tidak lebih dari dua lusin peserta aksi. Di negara bagian Maine hingga Mississippi, tidak ada demonstran sayap kanan.

Di Kentucky, New Hampshire dan Utah ada beberapa yang dilaporkan mempersenjatai diri tetapi aksi berlangsung damai.

Melansir dari laman Associated Press, Chirs Loftis, jubir Patroli Negara Bagian Washington mengatakan “Bagi kami, dalam penegakan hukum, kami harus siap untuk apapun. Kami tidak bisa membiarkan diri diremehkan. Kami hanya harus siap untuk apapun yang mungkin terjadi” jelasnya (18/1).

Dalam 10 hari terakhir, ketika pelarangan dan penghapusan akun sayap kanan di banyak jejaring sosial media dilakukan, telah membuat kelompok sayap kanan berantakan. Pengejaran dan penangkapan para demonstran yang memicu rusuh di Capitol Hill sepertinya juga memiliki efek jera.

Salah satu pemimpin kelompok sayap kanan neo-fasis Proud Boys, Enrique Tarrio, yang mendukung Donald Trump menjelaskan tidak akan memobilisasi anggotanya dalam protes pelantikan Biden-Harris.

Dia mengatakan “Saya merasa bagian pertempuran ini sudah berakhir”. Ketatnya kehadiran pasukan militer di seluruh negara bagian, sepertinya telah menciutkan nyali banyak anggota kelompok sayap kanan pendukung Donald Trump.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorPri Saja