Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pasukan Perdamaian PBB berjaga di jalanan Bangui, Republik Afrika Tengah. (twitter.com/Athan Tashobya)

Jakarta, IDN Times - Pelaku penyerangan menewaskan seorang penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan melukai delapan orang lainnya pada Jumat, 9 Juni 2023 di wilayah Timbuktu, Mali, sebuah wilayah di mana para ekstremis beroperasi. Kabar tersebut diungkapkan PBB seperti dilansir VOA News.

Menurut keterangan juru bicara PBB, Stephane Dujarric, pasukan penjaga perdamaian tersebut merupakan bagian dari patroli keamanan yang menjadi target serangan bom rakitan, kemudian ditembaki secara langsung di Kota Ber.

Dujarric mengatakan, PBB bergabung dengan kepala misi penjaga perdamaian PBB di Mali, El-Ghassim Wane, yang mengutuk keras serangan tersebut.

1. Mali mengalami persoalan stabilitas sejak kudeta 2020

Newindianexpress.com

Mali telah dipimpin junta militer sejak kudeta 2020 terhadap presiden terpilih, Ibrahim Boubacar Keita. Negara tersebut telah menghadapi serangan-serangan yang mengacaukan stabilitas, oleh kelompok-kelompok ekstremis bersenjata yang terkait dengan al-Qaida dan kelompok ISIS sejak 2013.

Pada 2021, Prancis dan mitra-mitra Eropanya yang terlibat dalam perang melawan ekstremis di bagian utara Mali menarik diri dari negara itu, setelah junta militer mendatangkan tentara bayaran dari Grup Wagner Rusia.

2. AS sebelumnya telah memberi ancaman terhadap Mali

Editorial Team

Tonton lebih seru di