Sepekan Bom Sri Lanka, Kondisi Masih Mencekam

Kolombo, IDN Times - Pemimpin Katolik Roma di Sri Lanka mengutuk serangan Paskah sebagai "penghinaan terhadap kemanusiaan" pada peringatan sepekan teror bom yang menghantam tiga gereja dan tiga hotel mewah di Kota Kolombo dan Batticaloa, Sri Lanka.
Uskup Agung Kolombo, Kardinal Malcolm Ranjith mengadakan misa pribadi pada peringatan sepekan tragedi itu, pada Minggu (28/4). Ia membatalkan semua layanan publik gereja di tengah kekhawatiran akan terulangnya pengeboman yang menewaskan 253 orang pekan lalu.
1. Misa digelar di sebuah kapel di Kolombo untuk peringati serangan berdarah
Penjagaan ketat dilakukan di luar St Anthony's Shrine di Kolombo pada Minggu, pukul 8.45 pagi. Sepekan lalu pada jam tersebut pelaku bom bunuh diri beraksi di gereja tersebut hingga menewaskan puluhan jamaah.
Sementara di sebuah kapel di kediaman Kardinal Malcolm Ranjith, sebuah misa digelar. Misa itu dihadiri oleh Presiden Maithripala Sirisena dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.
"Apa yang terjadi hari Minggu lalu adalah tragedi besar, penghinaan terhadap kemanusiaan. Hari ini selama misa ini, kami memperhatikan tragedi hari Minggu lalu dan kami berusaha memahaminya," ujar kardinal itu seraya menyerukan doa untuk para korban.
"Kami berdoa agar di negara ini akan ada perdamaian dan ko-eksistensi dan saling memahami tanpa perpecahan," katanya.