Jakarta, IDN Times - Penelitian baru mengungkap fakta bahwa seperlima atau 22 persen obat yang beredar di Afrika ternyata berkualitas rendah atau bahkan palsu. Temuan ini menjadi alarm bagi kesehatan masyarakat di kawasan tersebut.
Melansir dari The Guardian, studi yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Bahir Dar, Ethiopia, menganalisis 27 penelitian sebelumnya. Dari total 7.508 sampel obat yang diteliti, sebanyak 1.639 sampel gagal dalam setidaknya satu uji kualitas.
Situasi ini sangat mengkhawatirkan mengingat dampaknya yang fatal. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan obat-obatan palsu menyebabkan hingga 500 ribu kematian per tahun di Afrika sub-Sahara.
"Jika pasien mendapatkan obat yang berkualitas rendah atau benar-benar palsu, hal ini dapat mengakibatkan kegagalan pengobatan atau bahkan kematian yang sebenarnya dapat dicegah," ungkap Claudia Martínez, kepala penelitian di Access to Medicine Foundation.