Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dustin Payne/U.S. Air Force via The New York Times

Selama lebih dari satu dekade terakhir, Pentagon telah menghabiskan dana sebesar Rp 373 miliar untuk membiayai seragam para tentara Afghanistan. Jumlah itu sendiri sudah menuai kritikan. Tak hanya soal nominal, cibiran juga dilontarkan terhadap motif yang digunakan pada seragam itu.

Menteri Pertahanan Afghanistan yang meminta dan AS menurutinya.

Default Image IDN

Semua berawal pada 2007 lalu. Saat itu, Kementerian Pertahanan Afghanistan memutuskan bahwa tentara mereka membutuhkan satu set seragam baru yang unik untuk membedakan mereka dari tentara-tentara lain.

Menteri Pertahanan Afghanistan, Abdul Rahim Wardak, kemudian ditunjukkan beragam pola seragam oleh tentara AS yang melatih tentara Afghanistan. Ketika melihat pola kamuflase berjenis "hutan", Wardak berkata ia menyukainya.

Pada Mei tahun itu juga pejabat militer AS  menuruti kemauan sang menteri dan membeli lebih dari 1,3 juta seragam dan lebih dari 88 ribu celana tambahan tanpa melakukan uji coba terlebih dahulu. Informasi ini dibeberkan dalam sebuah laporan oleh Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan, John Sopko, seperti dilansir oleh USA Today.

Padahal, seragam itu tak sesuai sama sekali dengan kondisi Afghanistan.

Default Image IDN

Menurut Sopko, bukan hanya harga seragam tentara yang setinggi langit yang menjadi persoalannya. Namun, proses pemilihan serta pola seragam yang dipilih. Pola itu dinilai tak cocok dengan kondisi Afghanistan yang hanya memiliki 2,1 persen area hutan dan selebihnya merupakan gurun pasir.

"Kekhawatiranku adalah bagaimana bila menteri pertahanan itu menyukai warga ungu atau merah muda? Apakah kita akan membelikan mereka seragam tentara merah muda tanpa mengajukan pertanyaan sama sekali? Ini gila.

Ini benar-benar suatu kebodohan. Kita menghabiskan pajak dari masyarakat sebanyak Rp 373 miliar demi gaya, karena menteri pertahanannya berpikir pola yang dipilihnya bagus. Jadi, bila dia beranggapan merah muda bagus, apakah kita juga akan menyetujuinya?," kata Sopko.

Militer AS bisa mendonasikan seragam mereka yang sudah tak terpakai.

Default Image IDN

Di tahun-tahun sebelumnya, militer Afghanistan memakai pola lain karena seragam yang digunakan merupakan sumbangan dari negara-negara lain. Sopko sendiri memprotes kenapa Pentagon tidak mendonasikan seragam tentara AS yang sudah tak terpakai untuk lebih menghemat anggaran dan bisa jadi lebih cocok dengan situasi di Afghanistan.

"Saya merasa kasihan kepada para tentara Afghanistan. Maksudku, mereka berjalan dengan sebuah target di punggung mereka sendiri (bertuliskan) 'tembak aku'. Karena hanya dua persen dari wilayah negara itu yang merupakan hutan, dan itulah seragam yang dipilih oleh menteri mereka," ujar Sopko.

Editorial Team