Meskipun beberapa bantuan telah sampai ke Gaza, kelompok kemanusiaan mengatakan bahwa jumlah bantuan yang diterima oleh warga sipil Palestina sangat sedikit dan tidak mencukupi kebutuhan dasar mereka untuk bertahan hidup. Sementara itu, Israel menyatakan bahwa bantuan telah tiba di Gaza, tetapi tidak disalurkan.
Pada September, data dari PBB dan pemerintah Israel menunjukkan bahwa pengiriman makanan dan bantuan ke Gaza merosot ke level terendah dalam tujuh bulan akibat aturan baru yang diterapkan oleh Israel.
Di Gaza, distribusi bantuan dipersulit oleh kurangnya bahan bakar dan ketatnya pemeriksaan keamanan di pos pemeriksaan Israel. Lebih dari 300 pekerja bantuan juga telah terbunuh di wilayah tersebut.
Fakhri adalah orang pertama dalam sistem PBB yang meningkatkan kewaspadaan akan risiko genosida melalui kelaparan. Menurutnya, bencana kemanusiaan di Gaza tidak dimulai pada 7 Oktober.
“Diperlukan bertahun-tahun keputusan politik dan tingkat kekuatan militer serta finansial yang signifikan untuk bisa membuat populasi lain kelaparan. Hal ini juga memerlukan sistem internasional yang memungkinkan situasi ini terjadi, sehingga negara-negara yang terus mengirim uang dan senjata ke Israel juga turut bersalah," ujarnya.
Israel telah berulang kali membantah tuduhan genosida, menyalahkan Hamas atas situasi yang terjadi di Gaza, dan mengklaim bahwa mereka mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke wilayah tersebut.
Menurut otoritas kesehatan Palestina, sedikitnya 42.227 orang telah tewas di Gaza dan 98.464 lainnya terluka sejak konflik ini dimulai setahun yang lalu.